Iran Tangkap 21 Ribu Warganya Usai Perang vs. Israel, Kenapa?

- 40 ribu polisi dikerahkan untuk tingkatkan keamanan.
- Ada kecurigaan banyak warga Iran bocorkan rahasia ke Israel.
- Iran eksekusi 7 pria yang dituduh mata-mata Israel.
Jakarta, IDN Times - Kepolisian Iran mengumumkan telah menangkap sebanyak 21 ribu warganya sejak perang 12 hari dengan Israel dan Amerika Serikat (AS) pada Juni lalu. Sejak konflik tersebut, Iran telah meluncurkan operasi keamanan skala besar untuk menangkap warga yang dicurigai membantu serangan Israel.
Warga Iran didorong untuk melaporkan individu yang dianggap berperilaku mencurigakan. Juru bicara kepolisian Iran, Saeid Montazerolmahdi, mengungkap adanya lonjakan laporan masyarakat yang berkontribusi pada besarnya jumlah penangkapan, dilansir Al Jazeera pada Rabu (13/8/2025).
1. Iran kerahkan 40 ribu polisi untuk tingkatkan keamanan
Pengumuman ini merupakan pengakuan pertama dari kepolisian Iran mengenai skala penangkapan massal tersebut. Besarnya kerusakan akibat serangan Israel dinilai telah meningkatkan kekhawatiran Iran akan infiltrasi Mossad di wilayahnya.
Namun, data yang dirilis kepolisian ini sangat berbeda dengan pernyataan dari Kepala Kehakiman Iran, Gholamhossein Mohseni Ejei. Ia menyebutkan bahwa jumlah orang yang ditangkap selama dan setelah konflik hanya sekitar 2 ribu orang.
Demi melancarkan operasi besar ini, otoritas Iran mengerahkan lebih dari 40 ribu polisi untuk melakukan pengawasan sepanjang waktu. Selain itu, lebih dari 1.000 pos pemeriksaan didirikan di berbagai penjuru negeri untuk menyaring pergerakan warga.
Ejei mengonfirmasi bahwa beberapa tahanan telah dibebaskan karena kurangnya bukti. Sementara itu, sebagian tahanan lainnya dibebaskan dengan jaminan.
2. Deportasi massal migran Afghanistan setelah perang dengan Israel
Otoritas Iran mengungkap ada 261 orang ditangkap karena dicurigai sebagai mata-mata. Sementara itu, 172 orang lainnya dituduh merekam atau memotret lokasi-lokasi sensitif tanpa izin.
Perang ini juga membuat pemerintah Iran mempercepat deportasi migran dan pengungsi Afghanistan. Beberapa dari mereka dituduh oleh otoritas lokal telah bekerja sebagai mata-mata Israel.
Menurut data kepolisian, sebanyak 2.774 warga negara asing tanpa dokumen ditangkap selama operasi berlangsung. Otoritas juga mengklaim telah menemukan 30 kasus keamanan khusus setelah melakukan pemeriksaan terhadap ponsel para migran tersebut.
Penangkapan besar-besaran ini dipicu oleh serangan udara Israel dan AS yang dimulai pada 13 Juni. Serangan tersebut menewaskan hampir 1.100 orang di Iran, termasuk kepala staf militer, beberapa komandan tinggi, dan ilmuwan nuklir terkemuka, dilansir The Telegraph.
3. Iran eksekusi 7 pria yang dituduh mata-mata Israel
Selain penangkapan, Iran juga telah mengeksekusi tujuh pria yang dituduh menjadi mata-mata Israel sejak akhir Juni. Organisasi Iran Human Rights bahkan mencatat ada 21 eksekusi selama periode konflik.
"Dalam hukum kami, siapa pun yang bekerja sama dengan negara musuh selama masa perang harus ditangkap dan dituntut," tutur Ejei, dikutip dari The Telegraph.
Tindakan ini menuai kecaman dari para pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi hak asasi manusia internasional. Amnesty International menuduh Teheran memanfaatkan situasi perang untuk membungkam perbedaan pendapat.
Iran sendiri merupakan salah satu negara dengan tingkat eksekusi tertinggi di dunia. Baru-baru ini, pemerintah juga dikritik karena kebijakan pembatasan internet dan RUU kejahatan siber yang kontroversial, meskipun RUU tersebut akhirnya ditarik kembali.