Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Evakuasi Paksa Puluhan Ribu Warga di Gaza Tengah

pemandangan reruntuhan di Gaza. (pixabay.com/hosnysalah)
pemandangan reruntuhan di Gaza. (pixabay.com/hosnysalah)

Jakarta, IDN Times – Militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi paksa di kota Deir el-Balah, Gaza tengah, pada Minggu (20/7/2025). Perintah tersebut dikeluarkan sebagai persiapan untuk melancarkan operasi militer baru di area itu.

Puluhan ribu warga sipil dan pengungsi diperintahkan untuk segera bergerak ke selatan menuju zona kemanusiaan al-Mawasi. Seruan evakuasi disebarkan melalui ribuan selebaran yang dijatuhkan dari udara di atas wilayah padat penduduk.

1. Banyak warga tolak perintah evakuasi

Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, menyatakan pihaknya sedang memperluas operasi melawan Hamas di sekitar Deir el-Balah. Militer Israel akan beroperasi di area yang belum tersentuh sebelumnya.

"Pindahlah segera ke selatan menuju area al-Mawasi di pesisir untuk keselamatan Anda. Tentara Israel sedang memperluas aktivitasnya di wilayah Anda," kata Adraee, dilansir Arab News.

Melansir Al Jazeera, banyak warga Palestina menolak meninggalkan rumah mereka. Mereka beralasan tidak ada lagi tempat aman untuk dituju, bahkan zona yang ditunjuk pun pernah menjadi sasaran serangan.

Wilayah al-Mawasi yang menjadi tujuan evakuasi dilaporkan sudah sangat padat oleh tenda-tenda pengungsi. Warga khawatir tidak ada lagi ruang yang tersedia untuk menampung puluhan ribu orang yang baru datang. Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperkirakan antara 50 ribu hingga 80 ribu orang akan terdampak perintah tersebut.

2. Evakuasi dapat memperparah krisis kemanusiaan

OCHA khawatir perintah evakuasi terbaru akan memperparah krisis kemanusiaan di Gaza.

"Perintah pengungsian massal yang dikeluarkan oleh militer Israel hari ini telah memberikan pukulan telak lainnya bagi jalur kehidupan yang sudah rapuh. Jalur ini yang membuat orang-orang tetap hidup di seluruh Gaza," kata OCHA, dilansir Strait Times.

Badan PBB itu memperingatkan bahwa kerusakan pada infrastruktur sipil di Deir el-Balah akan mengancam jiwa pengungsi. Infrastruktur yang dimaksud termasuk klinik kesehatan, fasilitas air, dan gudang-gudang bantuan.

Menurut OCHA, perintah ini membuat total 87,8 persen wilayah Jalur Gaza kini harus dikosongkan. Sekitar 2,1 juta warga sipil berdesakan di sisa 12 persen wilayah di mana layanan esensial telah runtuh. Israel sendiri telah menarik izin tinggal Jonathan Whittall, kepala kantor OCHA di negara itu, yang sering mengkritik kondisi kemanusiaan di Gaza.

Di tengah krisis yang memburuk, Paus Leo XIV turut mengecam konflik tersebut dari Roma. Ia menyerukan diakhirinya barbarisme dan serangan membabi buta di Gaza.

3. Keluarga sandera Israel khawatir akan perluasan operasi militer

Tentara Israel di Tepi Barat. (wikimedia/IDF Spokesperson's Unit)
Tentara Israel di Tepi Barat. (wikimedia/IDF Spokesperson's Unit)

Perluasan operasi ini terjadi bersamaan dengan mandeknya negosiasi gencatan senjata tidak langsung dengan Hamas. Delegasi dari kedua belah pihak telah menghabiskan dua minggu terakhir dalam perundingan yang dimediasi di Qatar tanpa terobosan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berulang kali menyatakan bahwa tekanan militer akan memaksa Hamas untuk bernegosiasi. Namun, upaya untuk mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera telah terhenti selama berbulan-bulan.

Keluarga dari para sandera Israel khawatir eskalasi pertempuran justru dapat membahayakan keselamatan kerabat mereka.

"Kami menuntut pihak berwenang untuk segera menjelaskan kepada warga dan keluarga Israel apa rencana pertempuran itu. Jelaskan juga bagaimana tepatnya rencana itu melindungi para korban penculikan yang masih berada di Gaza," bunyi pernyataan forum keluarga sandera Israel.

Selain di Deir el-Balah, pasukan Israel juga dilaporkan meningkatkan operasi darat di area Jabalia, Gaza utara. Militer Israel mengklaim telah membongkar ratusan infrastruktur teror dan terowongan bawah tanah di sana.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us