Israel Kerahkan Pasukan Elite untuk Tangkap Anggota Senior Hizbullah
Jakarta, IDN Times - Militer Israel, pada Sabtu (2/11/2024), mengatakan bahwa pasukan elite Shayetet 13 telah menangkap anggota senior Hizbullah di kota Batroun, Lebanon utara. Dia telah dibawa ke Israel untuk diselidiki.
Hizbullah menyebut penangkapan sebagai agresi Zionis di Batroun. Israel telah melaksanakan operasi komando jauh ke Lebanon untuk menculik atau membunuh pejabat Hizbullah dan Palestina.
1. Pasukan menggerebek rumah dekat pantai
Kantor Berita Nasional (NNA) milik pemerintah Lebanon melaporkan, para saksi mata melihat pasukan militer tak dikenal melakukan operasi pendaratan di pantai Batroun saat fajar sehari sebelumnya.
"Pasukan tersebut bergerak dengan semua senjata dan peralatan mereka ke sebuah rumah dekat pantai, di mana mereka menculik warga Imad Amhaz dan membawanya ke pantai, (kemudian) meninggalkannya dengan speedboat ke laut lepas,” lapor NNA, dikutip dari CNN.
Operasi tersebut diluncurkan sebulan setelah Hizbullah mengatakan pihaknya telah menargetkan pangkalan angkatan laut di pantai Mediterania utara Israel yang menampung unit komando angkatan laut elite, yang diduga merujuk pada pasukan Shayetet 13.
Hizbullah mengklaim serangan terjadi pada 23 September. IDF melaporkan tidak ada korban luka, tapi tidak menyampaikan adanya serangan terhadap pangkalan angkatan laut.
Pasukan elite Shayetet 13 beroperasi di pangkalan angkatan laut Atlit. Mereka melakukan aktivitas sabotase strategis di seluruh garis musuh, termasuk merusak bangunan vital selama masa perang dan pelabuhan musuh.
2. Lebanon selidiki penangkapan
Otoritas Lebanon sedang menyelidiki apakah Israel berada di balik penangkapan kapten laut Lebanon, yang dibawa pergi sekelompok pria bersenjata yang mendarat di pantai dekat Batroun pada Jumat.
Tiga pejabat pengadilan negara itu juga menyampaikan, kapten itu mungkin memiliki hubungan dengan Hizbullah. Para pejabat mengatakan penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui apakah pria itu terkait dengan Hizbullah atau bekerja sebagai mata-mata Israel dan pasukan itu datang untuk menyelamatkannya, dilansir dari Associated Press.
Segera setelah Israel mengumumkan operasi tersebut, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati meminta menteri luar negeri untuk mengajukan keluhan terhadap Israel di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
3. Pasukan PBB dituduh terlibat dalam operasi
Dua wartawan Lebanon mengunggah video di media sosial yang memperlihatkan sekitar 20 pria bersenjata membawa pergi seorang pria dari depan sebuah rumah, dengan muka tertutup baju. Sejumlah wartawan lokal mengatakan pasukan penjaga perdamaian PBB membantu penangkapan itu.
Kandice Ardiel, juru bicara pasukan penjaga perdamaian PBB yang ditempatkan di Lebanon selatan, membantah tuduhan tersebut. Dia menyampaikan misi PBB, yang dikenal sebagai UNIFIL, memiliki pasukan maritim yang memantau pantai.
“Disinformasi dan rumor palsu merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab dan membahayakan pasukan penjaga perdamaian,” kata Ardiel.
