Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Klaim Temukan Jasad Komandan Hamas di Bawah Rumah Sakit

pemandangan sudut kota Gaza. (unsplash.com/Emad El Byed)
Intinya sih...
  • Jasad Mohammed Sinwar ditemukan bersama anggota Hamas lainnya
  • Israel pamerkan temuan terowongan Hamas ke media
  • Sempat pimpin Hamas menggantikan Yahya Sinwar

Jakarta, IDN Times - Militer Israel (IDF) mengklaim telah menemukan dan mengidentifikasi jasad pemimpin militer Hamas, Mohammed Sinwar pada Minggu (8/6/2025). Israel mengklaim jasadnya ditemukan di dalam sebuah kompleks terowongan yang berada tepat di bawah Rumah Sakit Eropa di Khan Younis, Gaza selatan.

Mohammed Sinwar diyakini tewas dalam serangan udara pada 13 Mei 2025. Ia mengambil alih kepemimpinan sayap militer Hamas setelah kematian saudaranya, Yahya Sinwar. Hingga berita ini ditulis, Hamas belum mengeluarkan komentar resmi terkait klaim yang disampaikan oleh Israel tersebut.

1. Jasad Mohammed Sinwar ditemukan bersama anggota Hamas lainnya

Operasi penyisiran dan pengambilan jasad dilakukan oleh pasukan dari unit Komando Golani IDF selama akhir pekan lalu. Identitas Sinwar kemudian dipastikan secara resmi melalui proses identifikasi dan pencocokan DNA yang dilakukan di Israel.

Selain Sinwar, Israel juga menemukan jasad komandan Brigade Rafah Hamas, Mohammed Shabanah, yang dilaporkan tewas bersamanya. Sejumlah senjata, barang-barang pribadi, dan dokumen intelijen yang signifikan turut diamankan untuk analisis lebih lanjut oleh pihak militer.

Menurut laporan dari JNS, serangan pada 13 Mei tersebut menggunakan bom penghancur bunker yang canggih. IDF menyatakan Sinwar dan anggota lainnya tewas akibat menghirup gas beracun yang dilepaskan oleh ledakan bom di dalam terowongan yang tertutup.

2. Israel pamerkan temuan terowongan Hamas ke media

Israel mengundang jurnalis dan memamerkan temuan terowongan ini kepada media. Mereka mengklaim terowongan itu adalah salah satu pusat komando dan kontrol utama yang digunakan untuk mengarahkan serangan 7 Oktober.

"Ini adalah salah satu pusat komando dan kendali Hamas untuk serangan 7 Oktober. Penggunaan rumah sakit oleh mereka sangat kejam, dan Anda bisa lihat ke mana dana dari Eropa berakhir. Operasi darat kami memiliki tujuan yang jelas: pertama dan terutama, pemulangan para sandera dan membongkar kekuasaan Hamas," tutur Juru bicara IDF, Brigadir Jenderal Effie Defrin, dikutip dari Ynet.

Di sisi lain, serangan militer Israel ke fasilitas medis telah menuai kecaman luas dari komunitas internasional. Tindakan semacam itu dinilai telah melumpuhkan sistem kesehatan Gaza yang menurut berbagai laporan sudah berada di ambang kehancuran total.

Kekhawatiran terkait serangan semacam ini pernah disuarakan oleh PBB.

"Mereka yang terluka dan sakit, personel medis dan fasilitas medis, termasuk rumah sakit, harus dihormati dan dilindungi," kata Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dalam sebuah pernyataan pada April.

Tuduhan penggunaan rumah sakit sebagai pangkalan militer telah berulang kali dibantah oleh Hamas dan para staf medis yang bekerja di Gaza. Media mengaku kesulitan memverifikasi klaim dari kedua belah pihak karena konflik yang masih berlangsung.

3. Sempat pimpin Hamas menggantikan Yahya Sinwar

Mohammed Sinwar merupakan komandan senior dan anggota lama di sayap militer Hamas yang dituduh terlibat dalam perencanaan serangan 7 Oktober. Ia menjadi komandan tertinggi Brigade Al-Qassam setelah saudaranya yang juga pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, tewas pada Oktober 2024.

Menurut laporan The New Arab, saudaranya yang lain, Zakaria, juga tewas bersama tiga putranya dalam serangan di kamp pengungsi Nuseirat beberapa waktu sebelumnya.

Kematian Mohammed Sinwar sebelumnya telah dikonfirmasi oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada 28 Mei 2025, bahkan sebelum jasadnya berhasil ditemukan. Israel sendiri mengklaim bahwa serangan ke rumah sakit dilakukan dengan hati-hati.

"Kami diberi tahu bahwa Hamas menyembunyikan infrastruktur di bawah tanah dan kami perlu mencapainya. Operasi ini dilakukan dengan sangat hati-hati. Pertama, kami mengamankan rumah sakit di atasnya, lalu menemukan ruang komando di bawahnya," klaim seorang komandan Israel.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us