Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Luncurkan 12 Serangan Udara ke Lebanon

bendera Lebanon. (unsplash.com/Charbel Karam)

Jakarta, IDN Times - Israel baru saja meluncurkan 12 serangan udara ke selatan ibu kota Beirut, Lebanon serta Bekaa Valley di sebelah timur negara tersebut. Akibatnya, satu orang dilaporkan tewas.

Dilansir ANTARA pada Minggu (6/10/2024), satu korban tewas ini dipastikan terkena serangan udara Israel di sebuah rumah di Saad Nayel.

Sebelumnya, pasukan Israel melakukan serangan udara gencar lainnya pada Sabtu pagi, yang menghantam area dekat Burj al-Barajneh di pinggiran selatan Beirut.

1. Dua ribu orang sudah tewas

Data dari otoritas Lebanon melaporkan bahwa sedikitnya 2.011 orang tewas, lebih dari 9.500 orang terluka, dan 1,2 juta lainnya mengungsi, akibat konflik tersebut.

Hizbullah dan Israel terlibat perang lintas perbatasan sejak Israel memulai perang Gaza. Sasaran serangan Israel di Beirut kemungkinan mengincar penerus Hassan Nasrallah, pemimpin gerakan Syiah Lebanon Hizbullah yang terbunuh pada pekan lalu dalam serangan Israel.

2. PBB pastikan UNIFIL masih lanjutkan misi di Lebanon

Satgas MTF Konga XXVIII-O/UNIFIL di Lebanon menggelar latihan rencana kontijensi TNI. (www.instagram.com/@tni_angkatan_laut)

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk operasi perdamaian, Jean-Pierre Lacroix, memastikan bahwa pasukan penjaga perdamaian di Lebanon akan melanjutkan misinya.

"Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL (Pasukan Sementara PBB di Lebanon) merasa berkewajiban untuk melanjutkan," ujar Lacroix.

Lacroix mengungkapkan, total ada 10.058 pasukan penjaga perdamaian di Lebanon, yang merasa berkewajiban menjalankan mandat yang diberikan kepada mereka oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

3. Rencana darurat selalu diperbaharui

pemandangan ibu kota Lebanon, Beirut (unsplash.com/Sara Calado)

Meskipun banyak menghadapi tantangan, kata Lacroix, misi menjaga perdamaian akan terus dilanjutkan dan memastikan bahwa “rencana darurat sudah siap dan selalu diperbarui.”

"Tentu saja, kami sudah menyiapkan beberapa skenario kedua kalau situasi memburuk, sampai ke skenario terburuk yang mungkin terjadi, yang diharapkan tidak sampai pada evakuasi sebagian dan total," beber dia.

Dia menekankan bahwa akibat pertempuran yang sedang terjadi, sangat sulit untuk menilai dengan pasti bagaimana keadaan akan berkembang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us