Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel: Perang di Gaza Diprediksi Bakal Berlangsung Dua Tahun Lagi

Pasukan militer Israel dalam sebuah aksi penyelematan nyawa yang dilakukan oleh Unit 669 (Unit Penyelamatan Khusus Taktis) selama perang di Gaza. (instagram.com/@israeliairforce)

Jakarta, IDN Times – Menteri Diaspora dan Pemberantasan Antisemitisme Israel, Amichai Chikli, mengatakan perang di Gaza bakal berlangsung paling tidak selama dua tahun lagi. Hal ini disampaikan dalam konferensi tahunan Jerusalem Post di New York, Minggu (2/6/2024).

Dalam acara tersebut, ia berbicara terkait tantangan Israel dalam operasi militernya. Chikli mengatakan bahwa menghadapi Hamas perlu upaya yang lebih besar.

“Personel militer, ‘teroris’, banyak pemimpinnya, itu tidak cukup, tapi menurut saya situasi mereka tidak baik. Ketika Anda memeriksa juga kemampuan mereka untuk menembakkan rudal ke Sderot atau Ashkelon atau tempat lain, jumlahnya semakin menurun,” kata Chikli, dilansir Jerusalem Post.

Karena itu, kata dia, proyeksi dua tahun lagi untuk mengurangi konflik dan mencapai tingkat keamanan yang diinginkan itu masuk akal.

1. Serangan Israel di Gaza ciptakan krisis kemanusiaan

Gedung-gedung di kamp pengungsi Jabalia di Gaza hancur setelah serangan Israel pada Rabu, 1 November 2023. (twitter.com/@UNHumanRights)

Dilansir Anadolu, lebih dari 36.400 warga Gaza tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu. Mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Sebanyak 82.600 lainnya mengalami luka-luka.

Sebagian besar wilayah Gaza kini berubah menjadi reruntuhan akibat serangan yang tak kunjung berhenti. Wilayah itu juga terkena blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan Israel yang sangat melumpuhkan.

Di Gaza Utara, Israel memutuskan untuk menarik seluruh pasukannya, terutama di wilayah Jabalia. Saat itu pula, warga yang berada di pengungsian memutuskan kembali ke kampung halaman mereka itu. Namun apa yang mereka temui kini berubah menjadi tumpukan beton yang hampir rata dengan tanah.

“Mereka pasti menggunakan berbagai jenis bom. Saya belum pernah melihat kehancuran seperti ini di wilayah lain di Gaza,” kata seorang warga, Rabaa, kepada Middle East Eye.

Selama hampir tiga minggu, bom-bom berjatuhan tanpa henti di daerah padat penduduk itu. Tank dan pasukan maju ke darat dan mengepung daerah tersebut.

2. Israel digugat ke Mahkamah Internasional

Sidan pembacaan putusan ICJ di Den Haag Belanda pada Jumat, 26 Januari 2024. (twitter.com/@CIJ_ICJ)

Tindakan kesewenang-wenangan Israel di Gaza yang mengebom hampir keseluruhan wilayah Gaza ramai mendapat kecaman dari berbagai belahan dunia. Negara seperti Afrika Selatan bahkan telah menyeret Israel ke Mahkamah Internasional (ICJ) pada Januari lalu.

Pada Senin, Otoritas Palestina juga memutuskan untuk ikut menggugat Israel terkait kasus genosida tersebut. Dengan itu, Otoritas Palestina bergabung bersama Afrika Selatan.

“Palestina mengajukan permohonan izin untuk melakukan intervensi dan deklarasi intervensi dalam kasus (Afrika Selatan v. Israel),” bunyi pernyataan ICJ dilansir Middle East Eye.

Jika dikabulkan oleh pengadilan, permintaan tersebut dapat memungkinkan Otoritas Palestina untuk juga menambahkan hakim ad hoc pilihan mereka ke dalam panel ICJ.

3. Gencatan senjata mengalami kebuntuan

Anak-anak di Gaza. (twitter.com/@UNICEF)

Hingga saat ini, konflik antara Israel dan Hamas masih terus berlanjut. Belum ada tanda-tanda kesepakatan gencatan senjata.

Israel dan Hamas telah berupaya untuk berunding terkait gencatan senjata dan pemulangan sandera Hamas. Akan tetapi upaya tersebut tak kunjung membuahkan hasil.

Perdana Menteri Netanyahu baru-baru ini juga menolak resolusi gencatan senjata yang diajukan oleh Pemerintahan Presiden AS, Joe Biden.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kekeuh untuk terus melanjutkan serangan di Gaza untuk menghabisi Hamas secara total.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us