Israel Serang Lebanon, 6 Orang Tewas dan Puluhan Terluka

- Israel melancarkan serangan udara di Lebanon, menewaskan 6 orang dan melukai puluhan lainnya.
- Militer Israel klaim menyerang peluncur roket dan pusat komando Hizbullah.
- Hizbullah membantah terlibat dalam serangan roket ke Israel utara, memicu ketegangan di wilayah tersebut.
Jakarta, IDN Times - Israel melancarkan serangan udara di beberapa lokasi di Lebanon pada Sabtu (22/3/3035), menyebabkan enam orang tewas dan puluhan lainnya terluka. Ini adalah serangan terburuk di Lebanon sejak gencatan senjata diterapkan pada November 2024, yang mengakhiri konflik Israel-Hizbullah selama 13 bulan.
Dilansir dari Al Jazeera, Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa sedikitnya lima orang tewas di Touline, Lebanon selatan, dan 11 lainnya terluka dalam gelombang serangan pertama. Dalam gelombang serangan kedua, satu orang tewas di kota pesisir Tirus.
Militer Israel kemudian menyatakan bahwa mereka telah menyerang puluhan peluncur roket dan sebuah pusat komando milik Hizbullah dalam serangan terbarunya.
1. Dipicu oleh serangan roket terhadap Israel
Gelombang serangan udara ini terjadi setelah Israel mengklaim telah mencegat tiga roket yang ditembakkan dari Lebanon ke kota Metula, Israel utara.
Dalam pernyataan pada Sabtu sore, Hizbullah membantah terlibat dalam serangan roket di Israel utara dan menegaskan komitmennya terhadap kesepakatan gencatan senjata. Kelompok itu mengatakan bahwa klaim Israel yang menuduh mereka sebagai dalang serangan tersebut hanyalah dalih untuk terus menyerang Lebanon.
Menteri Pertahanan Lebanon, Michel Menassa, mengatakan bahwa militer negara tersebut telah mulai menyelidiki terhadap serangan roket ke Israel. Ia juga meminta negara-negara yang menjadi sponsor gencatan senjata untuk mencegah musuh Israel melakukan pelanggaran dan serangan dengan alasan yang tidak jelas.
2. PM Lebanon khawatir serangan terbaru Israel kembali memicu perang
Sebelumnya pada Sabtu, Perdana Menteri Lebanon, Nawaf Salam, memperingatkan bahwa operasi militer terbaru Israel di Lebanon selatan berisiko menyeret negara itu kembali ke dalam perang. Ia menambahkan bahwa situasi ini akan membawa penderitaan bagi Lebanon dan rakyatnya.
Sementara itu, dalam pernyataan terpisah, Presiden Lebanon, Joseph Aoun, mengecam upaya untuk mengacaukan negaranya dan memicu kembali kekerasan. Ia juga menyerukan langkah-langkah untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dalam konflik tersebut.
UNIFIL, pasukan penjaga perdamaian PBB yang memantau perbatasan Israel-Lebanon, juga memperingatkan bahwa eskalasi militer lebih lanjut dapat mengancam keberlanjutan gencatan senjata.
“Situasi masih sangat rapuh dan kami mendorong kedua belah pihak untuk menjunjung tinggi komitmen mereka,” katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Guardian.
3. Pemerintah Lebanon dianggap bertanggung jawab atas setiap serangan di Israel
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa ia dan Menteri Pertahanan Israel Katz memerintahkan militer untuk bertindak tegas terhadap puluhan target teroris di Lebanon. Ia menambahkan bawa Tel Aviv menganggap pemerintah Lebanon bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi di wilayahnya.
Zeina Khodr dari Al Jazeera mengungkapkan ada banyak kekhawatiran bahwa situasi akan semakin tidak terkendali.
“Apa yang kami pahami adalah para pejabat Lebanon mengadakan pembicaraan dengan komite yang dipimpin Amerika Serikat (AS) yang memantau gencatan senjata untuk mencoba meredakan ketegangan,” katanya, melaporkan dari Beirut.