Jerman Butuh Hingga Rp507 Triliun untuk Pulih dari Banjir

Berlin, IDN Times - Setelah menghadapi banjir parah pada pertengahan Juli 2021 yang menewaskan lebih dari 180 orang, Jerman kini butuh banyak dana untuk bisa pulih. Menurut Perdana Menteri Rhine-Westphalia Utara, Armin Laschet, Senin (9/8/2021) menyampaikan bahwa pemulihan banjir di Jerman biayanya bisa mencapai hingga 30 miliar Euro (Rp507 triliun).
1. Dana pemulihan yang dibutuhkan negara bagian Rhine-Westphalia Utara

Melansir dari RT, Laschet yang merupakan politisi dari Persatuan Demokrat Kristen, menyampaikan dalam pertemuan dengan parlemen regional di Rhine-Westphalia, memperkirakan bahwa wilayah yang dipimpinnya membutuhkan dana pemulihan hingga 13 miliar uero (Rp219,8 triliun).
Untuk wilayah negara bagian tetangga Rhineland-Palatinate, Laschet memperkirakan biaya akan sama atau bisa lebih tinggi. Karena dana yang sangat banyak itu diperlukan untuk pemulihan dia memperkirakan bahwa Jerman memerlukan anggaran 20 miliar euro (Rp338 triliun) hingga 30 miliar euro (Rp507 triliun) untuk bisa pulih dari banjir.
Laschet memberitahu bahwa banjir telah menyebabkan wilayahnya harus menyasikan 150 sekolah rusak dan 50 apotek rusak. Dia mengatakan akan melakukan sebisa mungkin untuk membantu mereka yang terdampak banjir.
2. Biaya pemulihan banjir akan dibagi rata antara Pemerintah federal dan negara bagian

Melansir dari Reuters, pemerintah federal Jerman telah sepakat dengan pemerintah negara bagian bahwa anggaran untuk pemulihan banjir akan dibagi sama rata. Pembagian biaya pemulihan sama rata itu mengadopsi biaya pemulihan pada 2013 setelah sungai Elbe meluap.
Untuk membahas rencana pemulihan para pemimpin di negara bagian akan melakukan pembahasan dengan Kanselir, Angela Merkel, yang berlangsung pada hari Selasa.
Menteri Keuangan Olaf Scholz memberitahu kepada mereka yang terdampak banjir bahwa bisa mengandalkan bantuan senilai lebih dari 400 juta euro (Rp6,7 triliun) yang disediakan pemerintah, tapi bantuan itu tidak untuk rekonstruksi.
Anggaran pemerintah Jerman telah terdampak dalam menghadapi COVID-19, yang membuat utang negara terus bertambah demi pembiayaan pemulihan pandemik.
3. Jaksa buka penyelidikan kelalaian penanganan banjir

Melansir dari DW, penanganan banjir telah menghadapi kritikan dari warga yang menuduh pemerintah tidak memberikan peringatan terlebih dahulu akan adanya potensi banjir yang parah. Penanganan yang lamban telah membuat jaksa Jerman pada pekan lalu membuka penyelidikan kelalain terhadap pejabat di daerah Ahrweiler, yang merupakan wilayah paling parah dalam terkena dampak banjir.
Banjir parah yang melanda Jerman menyebabkan total 184 orang tewas di Rhine-Westphalia Utara dan Rhineland-Palatinate. Di wilayah Rhineland-Palatinate ada 141 orang yang tewas.
Pejabat Jerman juga menghadapi kritikan ketika berkunjung ke wilayah yang terdampak banjir. Laschet dan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier bulan lalu mendapatkan kecaman karena tertawa saat berkunjung ke wilayah yang dilanda banjir. Untuk tindakan itu Laschet telah meminta maaf dia menyebut bahwa tindakannya itu merupakan hal bodoh.
Laschet merupakan kandidat kuat untuk menggantikkan kolega partainya Kanselir Merkel untuk maju dalam pemilihan kanselir di bulan September. Kandidat kuat lainnya adalah Scholz dari Sosial Demokrat.