Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

JK Yakin Tak Ada Perang Saudara meski Taliban Berkuasa di Afghanistan

Jusuf Kalla (IDN Times/Kevin Handoko)

Jakarta, IDN Times – Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan 12, Jusuf Kalla, optimistis perang saudara dan pertumpahan darah tidak akan terjadi di Afghanistan, sekalipun ibu kota Kabul telah jatuh ke tangan pemberontak Taliban.
 
Saat menjabat wakil presiden pada periode 2014-2019, lelaki yang karib disapa JK itu pernah mewakili pemerintah Indonesia untuk terlibat dalam perundingan damai di Afghanistan. Dia hadir di tengah dialog antara Taliban dengan pemerintah Afghanistan yang dipimpin oleh Presiden Ashraf Ghani.
 
“Baik Taliban maupun pemerintah Afghanistan sama-sama meyakini bahwa mereka bersaudara dan tidak akan memerangi negara yang sudah ditinggalkan oleh tentara Amerika Serikat,” ujar JK dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Senin (16/8/2021).

1. Kata JK, perundingan damai terus berlanjut

Mantan Mujahidin memegang senjata untuk mendukung pasukan Afghanistan dalam perang mereka melawan Taliban, di pinggiran provinsi Herat, Afghanistan, Sabtu (10/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Jalil Ahmad.

Saking dekatnya JK dengan tokoh-tokoh Afghanistan, mereka bahkan pernah diundang JK untuk makan bersama di kediaman Wakil Presiden di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.

Melalui pengalaman pribadinya itulah, JK yakin Ghani bersama Mullah Abdul Gani Baradar, selaku Kepala Kantor Politik Taliban, akan menemui kesepakatan damai demi kebaikan Afghanistan.

“Akhir Desember lalu saya bertemu Presiden Ghani di Kabul. Januari 2021 saya bertemu Mullah Baradari di Qatar. Mereka berupaya menyelesaikan secara damai konflik di Afghanistan yang sudah hampir 30 tahun,” ujar JK.

2. Taliban sudah berjanji tidak akan mengusik warga asing

Ilustrasi Taliban (ANTARA FOTO/AFP/Noorullah Shirzada)

Kemudian, kata JK, Taliban sudah berkomitmen untuk tidak mengusik kantor-kantor kedutaan besar negara asing di Afghanistan, termasuk kantor kedutaan Republik Indonesia.

Jusuf Kalla menambahkan, dunia kini menantikan masa depan Afghanistan setelah Taliban berkuasa.

“Saya harapkan Afghanistan terbuka dengan kerjasama dengan negara-negara lain yang tidak punya kepentingan politik, tetapi kerjasama perekonomian,” harap dia.

3. Kritik kepada Ghani yang meninggalkan Afghanistan

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani. twitter.com/FederationAC

Sementara itu, keputusan Ghani yang melarikan diri bersama keluarganya ke Tajikistan dikecam banyak pihak. Ghani bahkan dicap sebagai pembohong, pengkhianat, hingga aib nasional.

"Mantan Presiden (Ghani) telah meninggalkan Afghanistan. Tuhan akan meminta pertanggungjawabannya,” kata Ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional, Abdullah Abdullah, dikutip dari Al Jazeera.

“Dia tidak patriotik dan menyedihkan. Dia menyebabkan kekacauan di kawasan itu, memecah belah rakyat, menciptakan permusuhan di antara kelompok-kelompok etnis dan merusak demokrasi,”  tambah mantan pejabat Dewan Keamanan Nasional, yang tidak ingin disebutkan namanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us