Joe Biden Wanti-Wanti Putin Tak Pakai Senjata Kimia

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden meminta agar Presiden Rusia, Vladimir Putin tak memperparah perang dengan menggunakan senjata kimia.
Putin sebelumnya telah bertemu dengan sekutu Rusia, yaitu China dan India. Dalam pertemuan tersebut, Putin menyatakan Rusia sebenarnya ingin segera mengakhiri perang, tetapi Ukraina ogah bernegosiasi.
1. Biden wanti-wanti Putin tak pakai senjata kimia

Dilansir dari Guardian, Sabtu (17/9/2022), Biden mewanti-wanti Putin agar tak memakai senjata kimia atau nuklir taktis dalam invasinya ke Ukraina.
“Jangan! Jangan! Tergantung sejauh mana yang mereka lakukan, itu akan menentukan respons apa yang akan terjadi,” kata Biden.
Hingga saat ini, AS masih terus memasok dana dan persenjataan ke Ukraina guna menyokong negara tersebut melawan Rusia. Bahkan, AS yakin bahwa kekuatan Ukraina kini bertambah besar.
2. Ukraina menolak proses negosiasi

Dilansir dari Al Jazeera, Sabtu, Putin bahkan mengaku Rusia akan melakukan segala cara untuk menghentikan perang sesegera mungkin, tetapi Ukraina menolak negosiasi.
“Sayangnya, pihak lawan, pimpinan Ukraina mengumumkan penolakannya terhadap proses negosiasi dan menyatakan ingin mencapai tujuannya dengan cara militer,” ujar Putin.
Saat ini, Rusia telah menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina sejak invasi pada 24 Februari 2022 lalu, meski pasukan Moskow telah didesak mundur dari Kharkiv oleh pasukan Kyiv.
3. Rusia menderita kerugian militer

Negara-negara Barat dan Eropa menjatuhkan sanksi ekonomi bertubi-tubi kepada Rusia dan berusaha mengisolasinya dari dunia internasional.
Jerman, salah satu negara pembeli utama gas alam dan sumber energi Rusia, termasuk yang menjatuhkan sanksi tersebut.
Sementara Putin menghadiri acara puncak SCO di Samarkand, Menteri Pertahanan Jerman, Christine Lambrecht, mengomentari kerugian yang telah diderita pasukan Rusia dalam perang di Ukraina.
Meski begitu, Lambrecht menekankan bahwa Rusia jauh dari kekalahan. Rusia masih memiliki berbagai opsi militer yang mereka punya.