Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kaleidoskop: 10 Bencana Alam Mematikan di 2021

Ilustrasi gunung meletus (Unsplash.com/Yosh Ginsu)

Jakarta, IDN Times - Tahun 2021 sudah tinggal sejengkal lagi selesai. Dunia akan segera menyongsong tahun baru, yakni tahun 2022. Berbagai peristiwa, dari kebahagiaan yang membuncah sampai kesedihan yang penuh sedu-sedan, telah mengiringi tahun 2021 ini.

Wabah COVID-19 memasuki tahun kedua dengan kekhawatiran munculnya varian Omicron. Banyak negara dan ilmuwan sudah bergegas untuk mengantisipasinya. Tapi untuk bencana alam, meski ada teknologi yang dapat memberi peringatan, daya destruktifnya begitu dahsyat.

Berikut ini adalah catatan 10 bencana alam paling mematikan di seluruh dunia tahun 2021, yang memberikan pukulan ganda selain wabah COVID-19 yang masih menggejala.

1. Haiti yang lantak oleh gempa

Bencana alam paling mengejutkan yang membunuh ribuan orang terjadi di Haiti. Bencana tersebut adalah gempa bumi berkekuatan 7,2 skala richter.

Peristiwa menyedihkan terjadi tepatnya pada 14 Agustus tahun 2021. Jalanan hancur, bangunan rubuh, pabrik rusak, dan ribuan orang terpaksa harus mengungsi. Sebanyak 2.248 orang tewas dan ribuan lainnya menderita.

Gempa itu disusul dengan badai Grace yang semakin membuat ribuan orang Haiti menderita. Haiti, sebagai salah satu negara termiskin di dunia, telah mengalami berbagai guncangan. Dari mulai politik dalam negeri, ancaman keamanan oleh para kelompok kriminal, dan ditambah lagi dengan bencana alam yang sangat mematikan.

FAO, lembaga pangan PBB menyerukan bantuan untuk Haiti sebanyak 20 juta dolar atau Rp284,3 miliar guna membantu warga yang menderita. Uang itu akan digunakan untuk mendukung 32.000 rumah tangga di pedesaan yang rentan.

2. Hantaman badai Rai di Filipina

Bencana alam mematikan selanjutnya di tahun 2021 ini adalah badai Rai yang menghantam Filipina. Negeri yang sering langganan diterpa topan badai ini, pada pertengahan bulan Desember 2021 dihajar oleh badai berkekuatan 260 kilometer per jam. Ini setara dengan badai kategori 5 atau badai terkuat.

Banyak bangunan dan atapnya yang diterbangkan angin. Pepohonan rubuh, infrastruktur penting seperti jaringan listrik dan air rusak parah. Ribuan orang menderita, jutaan orang terdampak dan ratusan orang kehilangan nyawa.

Melansir CNN, sebanyak 375 orang tewas, 515 orang terluka dan 56 orang lainnya tercatat masih hilang atau belum diketemukan.

Diperkirakan, angka korban jiwa akan terus bertambah seiring operasi penyelamatan yang terus berlanjut. Tapi operasi penyelamatan itu, menghadapi tantangan yang sulit karena beberapa daerah aksesnya terputus karena jalanan dipenuhi oleh puing bangunan dan tergenang air.

3. Banjir dan longsor menghantam China

Sebelum gempa bumi dahsyat menghantam Haiti, China dihajar oleh banjir bandang dan tanah longsor pada bulan Juli 2021. Bencana alam itu terjadi di provinsi Henan, China bagian tengah. Total korban jiwa setidaknya 302 orang.

Menurut BBC, hampir 13 juta orang terkena dampak banjir tersebut. Sekitar 9.000 rumah rusak. Puluhan lainnya masih tercatat hilang.

Hal paling menyedihkan dari bencana banjir dan longsor di China adalah, banyak korban tewas ditemukan di kereta bawah tanah. Beberapa video yang beredar di sosial media ketika banjir melanda, sempat menampilkan orang-orang yang terjebak di dalam kereta. Air menggenang setinggi dada orang dewasa.

4. Banjir bandang melanda Jerman dan Belgia

Hampir beriringan dengan bencana banjir dan longsor yang terjadi di China, Jerman dan Belgia pada bulan Juli 2021 juga dilanda banjir bandang. Banjir yang melanda daerah Jerman bagian barat itu, bahkan menembus batas negara dan sampai di Belgia, Belanda dan Luksemburg.

Tapi Jerman dan Belgia adalah dua negara paling parah yang terkena dampak banjir itu. Menurut CNN, setidaknya 220 orang tewas yang sebagian besar adalah warga Jerman. Banyak sekali bangunan yang hancur disapu oleh derasnya air karena curah hujan sangat tinggi.

Para ilmuwan menyebut bahwa banjir yang terjadi di Jerman dan Belgia itu adalah dampak dari perubahan iklim. Friederike Otto, direktur asosiasi Institut Perubahan Lingkungan di Unibersitas Oxford mengatakan "banjir ini telah menunjukkan kepada kita bahwa negara-negara maju pun tidak aman dari dampak buruk cuaca ekstrem yang telah kita lihat dan ketahui menjadi lebih buruk dengan perubahan iklim."

5. Topan Seroja mematikan di Indonesia dan Timor Leste

Tak kalah dahsyatnya dari badai Rai yang melanda Filipina, di Indonesia khususnya Nusa Tenggara Timur, topan Seroja melanda pada bulan April 2020. Topan itu merusak banyak rumah tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Timor Leste. Topan membawa serta banjir yang memicu longsor di beberapa tempat.

Dalam rilis yang diterbitkan oleh Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), pihak Indonesia melaporkan 138 orang meninggal dunia dan 61 orang hilang. Sedangkan dampak topan tersebut membuat banjir dan longsor di Timor Leste yang menyebabkan 42 orang tewas dan hampir 10.000 orang mengungsi di ibu kota Dili.

Topan Seroja itu bahkan tidak hanya berhenti di NTT, tapi terus melaju dan berdampak di Australia bagian barat dengan kecepatan 170 kilometer per jam. Dalam laporan BBC, banyak rumah warga Australia yang hancur, pepohonan tumbang dan kabel-kabel listrik putus berjatuhan.

6. Banjir di India dan Nepal

Bencana alam berupa banjir dan longsor masih terus meliputi berbagai negara di dunia. Banjir dan longsor yang tercatat mematikan di tahun 2021 ini melanda India dan Nepal pada bulan Oktober.

Dilansir CNN, bencana alam yang melanda di dua negara itu total menewaskan 201 orang. India adalah yang paling parah terkena dampak dari banjir dan longsor tersebut. Dua negara bagian yang terkena bencana adalah Kerala dan Uttarakhan.

Sedangkan di Nepal, wilayah yang parah melanda distrik Ilam. Di distrik tersebut, 36 orang dilaporkan tewas.

7. Topan di India berlanjut ke Laut Arab

Selain banjir dan longsor, India juga mengalami badai topan yang disebut Tauktae. Bencana alam itu melanda wilayah Gujarat pada pertengahan bulan Mei 2021.

Menurut Hindustan Times, kecepatan angin dari topan itu berkisar antara 150 kilometer per jam sampai dengan 160 kilometer per jam. Datangnya topan Tauktae itu meninggalkan jejak kematian dan kehancuran di negara bagian Kerala dan Goa. Topan terus melaju melewati pantai barat India, kemudian menuju Laut Arab.

Korban tewas dan hilang akibat topan Tauktae setidaknya mencapai 153 orang. Korban termasuk mereka yang tenggelam di Laut Arab bersama kapal yang terbalik akibat terdampak topan. Dalam catatan Indian Express, topan juga membunuh hampir 1.000 sapi di Gujarat.

8. Badai Ida yang menghancurkan pantai timur Amerika Serikat (AS)

Pada bulan Agustus 2021, badai Ida yang diklasifikasikan sebagai badai Kategori 4 datang dari Samudera Atlantik tengah dan melanda pantai timur AS. Badai Ida menjadi salah satu badai terkuat yang pernah melanda negara tersebut.

Menurut CNBC, badai Ida membawa angin dengan kecepatan sekitar 240 kilometer per jam. Lebih dari satu juta orang tidak memiliki akses listrik karena dampak badai tersebut.

Sembilan negara bagian di AS terkena dampak badai Ida. Kematian yang ditimbulkan dari badai setidaknya 91 orang yang tersebar di beberapa negara bagian, termasuk New York. Paling parah korban jiwa terbanyak adalah di Louisiana yang kehilangan 28 orang.

Badai itu juga sempat melanda Venezuela, Kolombia, Jamaika Kuba dan beberapa daerah di Laut Karibia. Total kematian akibat badai Ida adalah 115 orang.

9. Tornado di Kentucky, AS

Pada akhir tahun ini, yakni pada bulan Desember, angin tornado yang mematikan merobek wilayah AS, khususnya di Kentucky. Tornado itu disebut sebagai tornado paling kuat dan paling mematikan yang pernah terjadi dalam sejarah Kentucky.

Dilansir US News, Gubernur Andy Beshear menjelaskan banyak rumah tidak mendapatkan aliran listrik dan jaringan air juga rusak. Hampir seribu orang diungsikan ke tempat yang aman.

Tornado itu juga menghantam beberapa wilayah lain seperti di Tennesse. Korban dari bencana alam tersebut adalah 92 orang, 78 di antaranya berasal dari Kentucky.

10. Gunung Semeru meletus di Indonesia

Terakhir, bencana paling mematikan di dunia adalah meletusnya Gunung Semeru di Lumajang, Indonesia, yang terjadi pada awal bulan Desember 2021.

Bencana meletusnya Semeru telah menjadi salah satu hal yang sangat menyedihkan, yang menjadi kado pahit untuk Indonesia menjelang akhir tahun 2021. Total korban akibat letusan Semeru adalah 50 orang dan lebih dari 10 ribu mengungsi di 406 titik pengungsian.

Dalam rilis yang diterbitkan oleh OCHA, Jan Gelfand, ketua delegasi Indonesia dari Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mengatakan "letusan ini menghancurkan ratusan keluarga yang kehilangan orang yang dicintai atau rumah. Banyak yang terluka dan sangat penting bahwa pertolongan pertama dan perawatan medis diberikan kepada para penyintas."

Ironisnya, dalam penderitaan yang sedang diderita oleh ribuan pengungsi, justru lokasi pengungsian dijadikan sebagai latar pengambilan gambar sinetron untuk acara salah satu stasiun televisi nasional. 

Banyak orang juga justru mengambil gambar swafoto dengan latar sisa-sisa lahar gunung meletus yang meninggalkan jejak kematian serta kepedihan. Kritik keras muncul untuk orang-orang tersebut. Mereka dianggap telah kehilangan empati dan nuraninya sebagai manusia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us