Kasus Flu Tinggi, Jepang Keluarkan Peringatan Nasional

- Persebaran wabah melanda sekolah dan anak
- Strain dominan dan penyebaran lebih cepat
- Lonjakan kasus flu di Korsel menekan otoritas kesehatan
Jakarta, IDN Times – Kasus influenza di Jepang melonjak cepat sepanjang Senin (10/11/2025) hingga Minggu (16/11/2025) pada pekan pertengahan November, dengan rata-rata 37,73 pasien per fasilitas medis. Angka itu menembus batas peringatan nasional yang ditetapkan pada 30 pasien per fasilitas dan muncul lima pekan lebih awal dibandingkan musim sebelumnya.
Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang kemudian merilis peringatan nasional pada Jumat (21/11/2025) pekan yang sama.
Sekitar 3 ribu fasilitas yang dipantau mencatat total 145.526 pasien influenza pada periode tersebut. Data itu memperlihatkan peningkatan 1,73 kali lipat dari rerata pekan sebelumnya yang berada di angka 21,82 pasien. Ambang peringatan terlampaui di 24 dari 47 prefektur, terutama di wilayah timur, sementara jumlah pasien yang menjalani perawatan mencapai 1.466 orang.
1. Persebaran wabah melanda sekolah dan anak

Dilansir dari The Asahi Shimbun, Prefektur Miyagi mencatat rata-rata kasus tertinggi dengan 80,02 pasien per fasilitas, diikuti Saitama dengan 70,01 dan Fukushima dengan 58,54 kasus. Tokyo berada di angka 44,75, sementara Osaka mencatat 31,57, dan prefektur Kochi, Tokushima, serta Kagoshima berada di posisi terendah.
Lonjakan ini membuat 5.777 sekolah dasar, sekolah menengah pertama, serta sekolah menengah atas terpaksa ditutup penuh atau sebagian. Jika taman kanak-kanak dan fasilitas penitipan anak ikut dihitung, totalnya mencapai 6.235 lembaga yang terdampak di seluruh Jepang. Musim flu di negara itu lazimnya dimulai saat cuaca dingin dan berlanjut hingga akhir musim semi.
2. Strain dominan dan penyebaran lebih cepat

Strain Hong Kong tipe-A menjadi varian yang paling banyak beredar dan merupakan jenis yang juga mendominasi pada musim dingin 2023. Reiko Saito dari Universitas Niigata menjelaskan konteks penyebaran cepat strain tersebut.
“Strain ini beredar antara Agustus dan September di Hong Kong dan Taiwan, dan peningkatan wisatawan yang datang ke Jepang dari wilayah tersebut mungkin berkontribusi pada penyebarannya yang cepat,” katanya, dikutip dari Japan Today.
Pakar itu menilai kondisi cuaca yang berubah drastis, ventilasi yang buruk, serta perbedaan suhu ekstrem ikut mendorong penyebaran flu.
“Saat ini wabah terutama menimpa anak-anak dan pelajar, tetapi jumlah orang dewasa yang terinfeksi diperkirakan akan meningkat menjelang akhir tahun ketika orang lebih sering bepergian,” tambah Saito.
Kelompok usia yang paling terdampak mencakup anak berusia 1–4 tahun, 5–9 tahun, serta warga lanjut usia di atas 80 tahun.
3. Lonjakan kasus flu di Korsel menekan otoritas kesehatan

Dilansir dari Anadolu Agency, di Korea Selatan, infeksi influenza terus meningkat selama empat pekan berturut-turut dan kini mencapai tingkat sekitar 14 kali lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lonjakan tersebut juga memperlihatkan kenaikan 30,8 persen dari pekan sebelumnya.
Sebagian besar kasus terjadi pada anak sekolah serta remaja, sehingga otoritas kesehatan Korsel meminta masyarakat segera mendapatkan vaksin influenza dan vaksin COVID-19 menjelang musim dingin.


















