Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Prabowo dan Tito Bahas APBD yang Masih Mengendap di Bank Rp203 Triliun

Presiden Prabowo pimpin rapat terbatas (dok. Sekretariat Presiden)
Presiden Prabowo pimpin rapat terbatas (dok. Sekretariat Presiden)
Intinya sih...
  • Tito sebut dana APBD masih mengendap di bank sebesar Rp203 triliun
  • Tito beberkan data inflasi, dengan angka inflasi saat ini berada dalam kategori aman berkat stabilitas harga pangan
  • Kenaikan harga emas juga picu inflasi, sementara bencana di Freeport membuat ekonomi Papua Tengah minus 8 persen
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas bersama sejumlah menteri menanyakan mengenai dana APBD yang masih mengendap di bank. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan, per 23 November 2025, realisasi APBD berada di angka 68 persen dan dana yang masih mengendap di bank sebanyak RP203 triliun.

“Beliau tanya kenapa masih ada daerah-daerah yang simpan di bank? Ada totalnya lebih kurang Rp203 triliun dari seluruh gabungan provinsi, kabupaten, kota. Tapi ini terjadi karena satu, kepala-kepala daerah ini banyak yang dilantiknya kan Februari, 20 Februari 2025," ujar Tito di Kompleks Istana kepresidenan Jakarta, Senin (24/11/2025).

1. Tito beberkan data inflasi

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian (dok. Sekretariat Presiden)
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian (dok. Sekretariat Presiden)

Mendagri juga memaparkan data inflasi nasional. Angka inflasi saat ini berada dalam kategori aman berkat stabilitas harga pangan. Beras, yang sebelumnya kerap menjadi penyumbang inflasi, kata Tito, kini mengalami penurunan harga di banyak daerah.

“Saya melaporkan bahwa inflasi kita di angka year on year-nya 2,86 persen, tapi year to date-nya 2,1 persen, artinya cukup terkendali baik. Terutama sektor pangan juga malah menjadi penyumbang deflasi," ucap dia.

Terkait komoditas beras, kata Tito, kondisi inflasinya membaik berkat kerja sama lintas sektor. “Beras sangat bagus, daerah-daerah yang mengalami penurunan makin banyak, yang mengalami kenaikan hanya sedikit sekali," kata dia.

2. Kenaikan harga emas juga picu inflasi

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian (dok. Sekretariat Presiden)
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian (dok. Sekretariat Presiden)

Meski pangan terkendali, terdapat faktor eksternal yang memicu kenaikan inflasi di sektor lain. Kenaikan harga emas dunia akibat dinamika global menjadi salah satu pendorong utama.

“Kemudian ada pendorong lain kenaikan itu, di antaranya adalah masalah harga emas, karena memang harga emas dunia naik, ada situasi geopolitik, ada fenomena dedolarisasi misalnya," ucap dia.

3. Bencana di Freeport buat ekonomi Papua Tengah minus 8 persen

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian (dok. Sekretariat Presiden)
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian (dok. Sekretariat Presiden)

Selain itu, Tito juga menyampaikan adanya kontraksi ekonomi di Provinsi Papua Tengah akibat gangguan operasional pada sektor pertambangan. Pertumbuhan ekonomi di Papua Tengah minus 8 persen.

Hal ini disebabkan oleh serangkaian insiden yang menghambat aktivitas produksi dan ekspor di PT Freeport Indonesia.

“Saya sampaikan, tanya Beliau kenapa penyebabnya, di antaranya karena adanya ekspor dari Freeport yang tertahan, adanya smelter yang pernah terbakar, kemudian ada longsor yang membuat produksi mereka menjadi tertahan. Itu mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Papua Tengah, Timika, mengalami kontraksi minus 8 persen," ujar Tito.

Share
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us

Latest in News

See More

KPK Tunjukkan Perbandingan Kapal ASDP-Kapal Tua PT Jembatan Nusantara

24 Nov 2025, 23:20 WIBNews