Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kasus Positif Palsu, Kolombia Hukum Belasan Anggota Militer

Bendera Kolombia di Cartagena. (instagram.com/persecloaca)

Bogota, IDN Times - Pengadilan Khusus Perdamaian Kolombia (JEP) telah memberikan hukuman bagi belasan personel militer terkait pembunuhan ratusan warga sipil yang terjadi di wilayah Karibia Kolombia. Pasalnya kasus ini terkait dengan polsitif palsu yang dilakukan anggota tentara dan menyebabkan kematian warga sipil. 

Pada minggu lalu, JEP juga sudah menjatuhkan hukuman pada 10 personel militer lain yang sudah mengakibatkan tewasnya ratusan warga sipil dan hilangnya puluhan orang yang lantara dianggap sebagai kelompok gerilya. 

1. Kasus positif palsu menyebabkan tewasnya 127 warga sipil

Pada hari Kamis (15/07/2021) Pengadilan Khusus Perdamaian (JEP) resmi menjatuhkan hukuman pada dua kolonel dan 13 personel militer atas kasus positif palsu. Insiden yang terjadi di wilayah Karibia Kolombia tersebut diketahui sudah menyebabkan tewas dan hilangnya 127 warga sipil.

Keputusan ini akan menjerat 15 personil militer tersebut dengan hukuman kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan atas kasus positif palsu. Akibat tindakan positif palsu menyebabkan ratusan warga sipil tewas lantaran tentara menuding warga sebagai anggota kelompok gerilya.

Bahkan JEP menemukan adanya pola kriminalitas makro dalam aksi anggota militer dan kelompok paramiliter untuk merayu pemuda dan kemudian membunuh mereka. Lalu tentara mengaku apabila sudah membunuh anggota gerilya dan melaporkan warga sipil tersebut sebagai lawan yang tewas agar mendapat hadiah serta insentif dari atasannya, dilansir dari laman The Rio Times

2. Serangan juga berdampak pada kelompok suku pribumi

Dikutip dari El Pais, JEP juga menuding 15 tentara tersebut merupakan pihak yang seharusnya paling bertanggung jawab atas kasus pembunuhan dan hilangnya warga sipil. Insiden tersebut dilakukan oleh Batalion La Popa yang berbasis di Valledupar, Departemen Cesar antara 2 Januari 2009 dan 9 Juli 2005. 

Bahkan insiden yang dikomandoi oleh Letnan Kolonel Publio Hernán Mejía dan Juan Carlos Figueroa Suárez ini menargetkan beberapa kelompok suku pribumi yang bermukim pada area tersebut. Diketahui Suku Wiwa dan Kankuamo menjadi dua kelompok pribumi yang paling terdampak akibat tindakan batalion tersebut. 

Namun dalam investigasi mendalam diketahui 87 persen dari operasi yang menyebabkan adanya pembunuhan dan hilangnya sejumlah warga sipil ini ada di bawah komando Kolonel Meija. Setelah jeratan ini, nantinya pihak militer akan memutuskan dalam waktu 30 hari untuk menerima fakta ini atau mengajukan banding. 

3. Insiden positif palsu terjadi pada masa kepemimpinan Alvaro Uribe Velez

Personel Tentara Nasional Kolombia. (twitter.com/COL_EJERCITO)

Insiden yang melibatkan Batalion La Popa juga terjadi pada garnisun militer lainnya yang sedang diselidiki oleh JEP. Sementara dakwaan kedua pada minggu lalu terkait investigasi pembunuhan dan hilangnya warga akibat peperangan sudah memutuskan 10 personil militer dan satu warga sebagai tersangka pembunuhan 120 warga di wilayah Catacumbo antara tahun 2007-2008, dikutip dari El Pais

Kasus positif palsu yang melibatkan pihak tentara yang berperang melawan gerilya FARC dan ELN mayoritas terjadi pada masa kepemimpinan Presiden Álvaro Uribe Vélez (2002-2010). Namun selama ini Uribe menolak terlibat dalam kasus ini dan justru menduga kasus ini disebabkan adanya manipulasi dari pengadilan dan organisasi HAm yang dekat dengan FARC. 

Pihak JEP yang selama ini melakukan investigasi insiden tewas dan hilangnya warga sipil dalam konflik internal Kolombia ini menyebutkan jika terdapat 6.402 korban tewas. Proses pencatatan yang dilakukan JEP menggunakan nama dan nomor identitas korban yang didapat dari laporan Kantor Kejaksaan Kolombia, Kementerian Pertahanan, serta organisasi HAM.  

Mantan anggota gerilya dan militer yang harus bertanggung jawab dalam kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan ini diharuskan untuk mengakui perbuatannya. Hal ini untuk menghindari hukuman lebih dari 20 tahun penjara dan bertujuan mengurangi dampak pada korban dan keluarganya, dilaporkan dari Al Dia News

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us