Kenya Blokir Penyebaran Berita Pelanggaran HAM Inggris di Masa Lalu

Jakarta, IDN Times - Polisi Kenya, pada Senin (30/10/2023), memblokir konferensi berita mengenai pelanggaran hak asasi manusia (HAM) pasukan Inggris pada masa penjajahan. Langkah ini dilakukan di tengah kunjungan Raja Charles III ke negara Afrika Timur tersebut.
Rencana lawatan Raja Charles III ke Kenya membuka kembali luka lama yang dirasakan oleh warga. Selain kejahatan pada masa penjajahan, tentara Inggris juga melakukan berbagai aksi kejahatan setelah Kenya memerdekakan diri.
Pada 2003, Amnesty International mengklaim telah mendokumentasikan 650 tudingan pemerkosaan yang dilakukan oleh tentara Inggris dari 1965 sampai 2001. Organisasi itu pun menyebut bahwa tindakan itu merupakan impunitas selama beberapa dekade.
1. Polisi blokir akses masuk penyelenggaraan konferensi
Konferensi berita seharusnya digelar di hotel di ibu kota Kenya, Nairobi pada Senin (30/10/2023). Namun, jalan akses ke tempat penyelenggaraan konferensi itu ditutup oleh truk dan dijaga puluhan polisi.
Kepala komunitas penegak HAM, Lolldaiga, James Mwangi mengungkapkan bahwa polisi setempat sudah memperingatkan lewat surat kepada pihak hotel agar tidak menyelenggarakan acara tersebut.
Sementara itu, Kepolisian Kenya menolak memberikan komentar apapun terkait larangan penyelenggaraan konferensi tersebut.
Pengacara Lolldaiga, Tom Macharia, menyebut tindakan polisi sangat buruk karena seharusnya Raja Charles III mengakui semua kesalahan negaranya apabila ingin mengembalikan hubungan baik dengan Kenya, dilansir Reuters.
2. Investigasi pelanggaran dari tentara Inggris di Kenya berjalan lambat
Menanggapi tudingan dari warga Kenya, Komisi Tinggi Inggris menyebut bahwa kebakaran hutan yang diduga disebabkan oleh tentara Inggris pada 2021 itu tidak disengaja. Ia pun menyebut tidak ada lahan warga yang terdampak langsung.
Sementara itu, Parlemen Kenya masih terus melakukan investigasi terkait berbagai tudingan kasus kriminal yang dilakukan oleh tentara Inggris. Namun, warga Lolldaiga merasa tidak ada tindak lanjut dari pemerintah dan justru ditunda.
Selain masalah kebakaran hutan, warga juga menentang atas kasus kematian seorang ibu bernama Agnes Wanjiru pada 2012. Ia terakhir kali terlihat bersama beberapa tentara Inggris di sebuah hotel.
Beberapa hari kemudian, jasad perempuan berusia 21 tahun itu ditemukan di sebuah tempat pembuangan hotel dengan luka tusukan dan lebam di sekujur tubuhnya.
3. Kunjungan pertama Raja Charles III ke Afrika
Kunjungan Raja Charles III dan Ratu Camilla ini akan berlangsung selama 4 hari mulai Selasa (31/10/2023). Tandangan ini menjadi upaya penguatan hubungan Inggris dengan Kenya yang merupakan bekas jajahannya.
Dilansir France24, ini merupakan kunjungan pertama Raja Charles III ke Afrika dan negara-negara persemakmuran sejak resmi menduduki tahta sebagai raja pada September tahun lalu usai menggantikan ibunya, Ratu Elizabeth II.
Inggris menyebut bahwa kunjungan ini berfungsi untuk mengakui kesalahan masa lalu yang mereka lakukan di Kenya.
"Kunjungan ini menyusul tur ke Jerman dan Prancis yang dilakukan pada awal tahun 2023. Ini akan menunjukkan kerja sama baik antara Inggris Raya dan Kenya. Namun, ini juga sebagai bentuk pengakuan atas luka masa lalu dari sejarah hubungan dengan Kenya yang mempersiapkan perayaan kemerdekaan ke-60 tahun," ungkapnya.