Kepala Sekte Poligami Divonis 50 Tahun atas Kejahatan Seksual Anak

Jakarta, IDN Times - Pemimpin sekte poligami, Samuel Bateman, dijatuhi hukuman 50 tahun pada Senin (09/12/2024) karena memaksa gadis 9 tahun untuk melakukan kegiatan seksual bersama dirinya dan orang dewasa lainnya, serta melakukan penculikan mereka dari tahanan perlindungan.
Bateman memiliki kelompok kecil yang merupakan cabang dari sekte yang pernah dipimpin oleh Warren Jeffs, dan mengaku memiliki lebih dari 20 'istri spiritual' yang terdiri atas 10 gadis di bawah umur. Ia mengaku bersalah atas kejahatan membawa anak di bawah umur melintasi batas negara bagian untuk kejahatan seksual dan melakukan penculikan.
1. Hakim menjatuhi hukuman setelah mendengar kesaksian korban
Akibat kejahatan yang dilakukan oleh Bateman, ia didakwa melakukan kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur dan satu dakwaan melakukan penculikan, yang membuatnya terancam hukuman 10 tahun hingga seumur hidup.
Meskipun terancam hukuman seumur hidup, namun hakim pengadilan Amerika Serikat (AS), Susan Brnovich, menjatuhi Bateman hukuman penjara selama 50 tahun untuk tiap dakwaan dan menganggap hukuman itu layak bagi Bateman, mengingat usianya yang mendekati 50 tahun.
Hakim menetapkan vonis setelah mendengarkan kesaksian para korban di pengadilan dan trauma dari 3 gadis yang menjadi korban Bateman.
"Anda seharusnya tidak memiliki kesempatan untuk bebas dan tidak pernah memiliki kesempatan untuk berada di sekitar wanita muda. Anda mengambil mereka dari rumah, keluarga, dan menjadikan mereka budak seks. Anda merampas kepolosan dan masa kecil mereka," kata Brnovich.
Selain itu, 7 istri Bateman yang sudah dewasa juga dijatuhi hukuman karena membantu dalam pemaksaan kejahatan seksual terhadap anak-anak dan menghalangi penyelidikan pihak berwenang.
2. Korban alami trauma berkepanjangan
Tiga korban yang dihadirkan di pengadilan memberi kesaksian mereka atas trauma yang diterima. Mereka menceritakan bagaimana perjuangan untuk mengembangkan hubungan di sekolah menengah, yang menjadi salah satu kesulitan mereka setelah diselamatkan dari Bateman.
Para remaja, yang menjadi korban Bateman, kini diasuh oleh keluarga angkat dan menerima dukungan dari orang lain. Suasana haru juga terlihat dari para korban setelah hakim membacakan vonis.
Dalam persidangan, jaksa mengatakan bahwa dampak trauma yang dirasakan oleh korban sangat tragis. Salah satu korbannya, berusia 14 tahun, mengatakan bahwa Bateman telah merusak tiap bagian hidupnya, menghancurkan identitasnya, termasuk kepribadian, impian, dan ambisinya. Ia juga mengaku telah kehilangan pendidikan, kepercayaan diri, dan hubungan keluarga, melansir dari Newyork Times.
3. Bateman ditangkap setelah seseorang melihat jari remaja dari celah mobil

Bateman ditangkap pada Agustus 2022 saat mengendarai mobil trailer di Flagstaff, Arizona. Pihak berwenang menangkapnya setelah seseorang melaporkan bahwa ia melihat jari seseorang keluar dari celah pintu trailer, yang akhirnya ditemukan 3 anak perempuan berusia 11 hingga 14 tahun.
Meski sempat dibebaskan dengan uang jaminan, ia ditangkap kembali setelah menghalangi penyelidikan polisi untuk mengetahui apakah anak-anak tersebut dibawa untuk aktivitas seksual. Pihak berwenang juga membawa sembilan anak dari rumah Bateman, namun delapan anak melarikan diri karena dibawa oleh istri Bateman.
Dilansir AP News, Bateman mengklaim dirinya sebagai seorang nabi yang memiliki lebih dari 20 istri, termasuk anak-anak di bawah umur. Ia bersama pengikutnya mempraktikkan poligami yang sudah lama ditinggalkan sejak 1890.
Bateman percaya bahwa poligami akan mendatangkan kemuliaan di surga, serta menjadikan istri sebagai hadiah kepada para pengikut laki-laki dan mengaku hal tersebut atas perintah dari ‘Bapa Surgawi’.