Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kerusuhan di Brasil: Polisi Tangkap Lebih dari 300 Demonstran

Tangkapan layar kerusuhan di Brasil (Twitter/@OxfordDiplomat)

Jakarta, IDN Times - Polisi Brasil telah menangkap ratusan orang dan merebut kembali gedung Kongres, istana kepresidenan, dan Mahkamah Agung dari para demonstran yang merupakan pendukung eks Presiden Jair Bolsonaro.

Melalui cuitan pada Minggu (8/1/2023), polisi melaporkan setidaknya 300 orang telah ditahan di ibu kota, Brasilia, setelah ribuan pendukung Bolsonaro mengamuk karena menentang hasil pemilu.

Kerusuhan ini mirip dengan invasi Capitol Amerika Serikat (AS) 2 tahun lalu oleh para loyalis Donald Trump.

"Investigasi akan berlanjut sampai anggota terakhir teridentifikasi," janji polisi.

1. Lula sebut demonstran dimobilisasi oleh Bolsonaro

Tidak ada laporan langsung tentang kematian atau cedera dari serangan Minggu. Namun demonstran meninggalkan jejak kehancuran, melemparkan perabotan melalui jendela istana presiden yang pecah, membanjiri Kongres dengan sistem penyiram, dan menggeledah ruang upacara di Mahkamah Agung.

Pemberontakan, yang berlangsung lebih dari tiga jam, menyoroti polarisasi parah yang masih mencengkeram usai pelandtikan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, yang mengalahkan Bolsonaro pada pemilu Oktober 2022.

Dari Sao Paulo, Lula menuduh Bolsonaro mendorong kerusuhan oleh orang-orang yang dia sebut "fanatik fasis", dan membacakan dekrit yang baru ditandatangani agar pemerintah federal mengambil kendali keamanan di Brasilia.

“Tidak ada preseden untuk apa yang mereka lakukan. Semua orang yang melakukan ini akan ditemukan dan mereka akan dihukum,” kata Lula, dilansir Al Jazeera.

2. Aparat bertindak lambat, padahal tanda-tanda kerusuhan telah terlihat

Presiden Brasil, Jair Bolsonaro berbicara ke media sambil mengenakan masker (ANTARA FOTO/REUTERS/Adriano Machado)

Presiden kemudian terbang kembali ke Brasilia untuk melihat gedung-gedung yang dijarah, demikian laporan TV Globo Brasil.

Bolsonaro sampai saat ini belum mengakui kekalahan dan terbang ke negara bagian Florida, AS beberapa hari sebelum masa jabatannya berakhir. Bolsonaro sempat membantah tuduhan Lula melalui cuitannya, bahwa dia menolak tuduhan presiden.

Koresponden Al Jazeera Monica Yanakiew, melaporkan dari Rio de Janeiro, mempertanyakan mengapa pasukan keamanan tampak tidak siap dan kewalahan menghadapi perusuh.

“Para pendukung Bolsonaro telah mengorganisir serangan-serangan ini di saluran Telegram, dan selama sepekan terakhir bus-bus yang membawa ratusan orang telah tiba di Brasilia. Jadi mengejutkan bahwa pasukan keamanan di Brasilia sangat lamban untuk bertindak,” katanya.

“Dan ini menimbulkan keraguan tentang loyalitas mereka, karena polisi militer dan angkatan bersenjata, secara umum, telah menjadi pendukung setia Bolsonaro,” tambahnya.

3. Kecaman dari berbagai kepala negara

Presiden AS, Joe Biden, menyebut peristiwa itu sebagai serangan terhadap demokrasi. Pasalnya, Brasil seharunya memulai peralihan kekuasaan secara damai. Biden mengatakan bahwa demokrasi Brasil mendapat dukungan penuh dari Washington.

Presiden Dewan Eropa Charles Michel juga menyampaikan kecamannya. Kutukan turut dilontarkan oleh Presiden Emmanuel Macron, yang menyampaikan bahwa Brasil mendapat dukungan tak tergoyahkan dari Prancis.  

"Serangan pengecut dan keji terhadap demokrasi,” demikian celaan dari Presiden Chili Gabriel Boric.

Presiden Andres Manuel Lopez Obrador dari Meksiko menyebut kerusuhan itu sebagai upaya kudeta yang hina.

Sementara itu, beberapa anggota parlemen dari Partai Demokrat di AS mengatakan, Washington tidak dapat lagi memberikan "perlindungan" kepada Bolsonaro di negara tersebut.

“Kita harus berdiri dalam solidaritas dengan pemerintah (Lula) yang dipilih secara demokratis. AS harus berhenti memberikan perlindungan kepada Bolsonaro di Florida,” cuit anggota Kongres Alexandria Ocasio-Cortez.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us