Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korea Selatan Hentikan Propaganda Pengeras Suara ke Korea Utara

Foto area perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan. Sumber: pixabay.com/peteranta
Foto area perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan. Sumber: pixabay.com/peteranta
Intinya sih...
  • Tahun lalu, Korea Selatan dan Korea Utara 'saling serang' di perbatasan. Korea Selatan dengan lagu-lagu K-pop di pengeras suara, sedangkan Korea Utara dengan balon berisi sampah.
  • Selama masa kampanyenya, Presiden Korea Selatan, Lee Jae-myung terus menyerukan perdamaian dengan negara tetangganya itu. Ia ingin agar perdamaian diwujudkan.

Jakarta, IDN Times - Militer Korea Selatan menangguhkan siaran propaganda dengan pengeras suara di dekat perbatasan Korea Utara. Hampir setahun mereka melanjutkan propaganda dan ledakan K-pop selama meningkatnya ketegangan kedua negara Korea.

Langkah ini untuk menepati janji Presiden Lee Jae-myung yang ingin melanjutkan dialog dengan Korea Utara. Saat kampanyenya, Lee berjanji untuk menangguhkan siaran pengeras suara, dan memulihkan pakta militer yang ditangguhkan dengan Pyongyang.

"Langkah ini bertujuan untuk memenuhi janji kepada publik agar bisa memulihkan kepercayaan dalam hubungan antar-Korea dan perdamaian di Semenanjung Korea," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan, dilansir dari AsiaOne, Rabu (11/6/2025).

1. Saling serang di perbatasan

Seorang diplomat Korut membelot ke Korsel. Ilustrasi (pexels.com/Sangay Lama)
Seorang diplomat Korut membelot ke Korsel. Ilustrasi (pexels.com/Sangay Lama)

Tahun lalu, kedua negara 'saling serang' di perbatasan. Korea Selatan dengan lagu-lagu K-pop di pengeras suara, sedangkan Korea Utara dengan balon berisi sampah.

Pyongyang mengatakan, balon-balon itu merupakan balasan atas kampanye propaganda oleh para pembelot dan aktivis Korea Utara di Selatan. Para pembelot disebut-sebut kerap mengirim balon karet berisi selebaran anti-Pyongyang dan barang-barang lain.

2. Lee ingin kembali menjalin hubungan dengan Korea Utara

Bendera Korea Selatan (Markus Wedler/Unsplash)
Bendera Korea Selatan (Markus Wedler/Unsplash)

Selama masa kampanyenya, Lee terus menyerukan perdamaian dengan negara tetangganya itu. Ia ingin agar perdamaian diwujudkan.

Setelah mengambil sumpah jabatan, Lee mengatakan keamanan terbaik adalah perdamaian tanpa perlu berperang. Hal ini merujuk pada hubungan kedua Korea yang seringkali penuh kekerasan.

3. Tak ada komentar dari Korea Utara

Ilustrasi orang-orang Korea Utara yang punya kalender sendiri (unsplash.com/Thomas Evans)
Ilustrasi orang-orang Korea Utara yang punya kalender sendiri (unsplash.com/Thomas Evans)

Sementara itu, Korea Utara bungkam dengan tindakan ini maupun terpilihnya Lee sebagai presiden Korea Selatan. Meski demikian, dikutip dari Radio Free Asia, sejumlah warga Korea Utara mengungkapkan keraguan jika kepemimpinan Lee bisa membawa perubahan akan hubungan kedua negara.

“Orang-orang ingat bahwa mantan presiden Korea Selatan seperti Kim Dae Jung dan Moon Jae In bersikap ramah terhadap Korea Utara,” kata seorang penduduk Provinsi Hamgyong Utara.

Namun, menurut warga tersebut, kebijakan kedua presiden Korea Selatan itu tidak berdampak apapun pada kehidupan mereka. Standa hidup warga Korea Utara dinilai tetap saja buruk.

"Jadi ada banyak sinisme saat ini," katanya.

Sumber tersebut menambahkan bahwa meskipun minat Lee dalam dialog antar-Korea telah menarik perhatian pada awalnya, banyak orang di Korea Utara percaya bahwa permusuhan antara kedua pemerintah akan membatasi kemajuan yang nyata.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us