Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korsel Kerahkan 14 Ribu Polisi Jelang Putusan Pemakzulan Yoon

Ilustrasi bendera Korea Selatan. (pexels.com/Mirko Kuzmanovic)

Jakarta, IDN Times - Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan (Korsel) akan meningkatkan status siaga darurat ke tingkat tertinggi pada hari putusan akhir Mahkamah Konstitusi (MK) soal pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol. Pihaknya akan mengerahkan lebih dari 60 persen unit pengendali massa di Seoul.

Polisi berencana mengerahkan sekitar 14 ribu petugas di ibu kota. Jumlah tersebut meningkat dari rencana awal sebanyak 12 ribu petugas. Nantinya, mereka dapat menggunakan tongkat yang dapat diperpanjang dan gas air mata jika diperlukan.

Hal tersebut merupakan salah satu tindakan yang dilakukan pihak berwenang untuk meningkatkan keamanan, dilansir Korea Herald pada Rabu (19/3/2025).

1. Polisi tidak akan menoleransi segala bentuk kekerasan

Polisi akan mengeluarkan keadaan darurat gapho, yakni tingkat darurat tertinggi dalam sistem tanggap darurat kepolisian. Hal tersebut memungkinkan mobilisasi hingga 100 persen dari semua personel kepolisian yang tersedia di seluruh lembaga kepolisian di seluruh Korsel pada hari putusan pemakzulan Yoon.

Sekitar 20 ribu petugas dalam regu polisi bergerak, unit yang digunakan untuk mengendalikan massa, akan bersiaga menghadapi protes yang diperkirakan akan terjadi dengan 338 unit dimobilisasi.

Regu polisi yang bergerak akan bertugas menangani segala bentuk pertemuan berskala besar, unjuk rasa yang intens, dan ancaman serangan terhadap fasilitas-fasilitas utama, termasuk MK.

Polisi mengungkapkan bahwa para penyidik juga akan dikerahkan ke lokasi pengadilan untuk menangkap pengunjuk rasa yang menerobos masuk ke dalam gedung pengadilan. Pihaknya juga tidak akan menoleransi segala bentuk kekerasan atau perlawanan terhadap kewenangan publik.

2. Persiapan apa saja yang dilakukan di Seoul jelang putusan MK?

Potret kota Seoul di Korea Selatan. (pexels.com/Gije Cho)

Sejak 14 Maret 2025, kawasan dekat Mahkamah Konstitusi telah ditetapkan sebagai zona larangan terbang untuk drone atau pesawat tanpa awak. Kepolisian berencana memasang sistem anti-drone.

Selain regu polisi bergerak, unit polisi khusus akan bersiaga untuk menangani risiko ancaman dan keadaan darurat. Tindakan pengamanan tambahan di area umum akan diterapkan pada hari putusan pemakzulan, temasuk penutupan sementara satu pom bensin, empat lokasi konstruksi, dan atap 22 gedung di dekat MK.

Selain itu, sebanyak 513 petugas pemadam kebakaran Seoul dan 84 ambulans akan dikerahkan ke empat lokasi protes utama bekerja sama dengan polisi, yakni Stasiun Anguk, Gwanghwamun, Yeouido , dan Hannam dong, 

Pusat-pusat medis di lokasi akan dikelola untuk sementara waktu, guna memberikan perawatan darurat. Jika terjadi keadaan darurat medis, polisi dilaporkan telah membuat kesepakatan dengan Rumah Sakit Gangbuk Samsung, rumah sakit besar yang berjarak sekitar dua kilometer dari pengadilan. Hal ini dilakukan untuk memastikan perawatan cepat bagi pasien.

3. Aksi protes mendukung-menentang pemakzulan Yoon telah berlangsung berminggu-minggu

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol. (instagram.com/sukyeol.yoon)

Selama lebih dari tiga minggu, kelompok yang mendukung atau menentang pemakzulan Yoon telah berunjuk rasa di depan pengadilan. Beberapa dari mereka bahkan mendirikan tenda untuk protes semalaman dan melakukan mogok makan.

Pada Kamis (20/3/2025), seorang pendukung Yoon melemparkan telur dan pisang ke arah protes anggota parlemen dari Partai Demokrat di dekat pengadilan. Insiden ini semakin meningkatkan ketegangan, dengan pihak oposisi menuntut penyelesaian cepat kasus pemakzulan berdasarkan Konstitusi dan keadilan.

Protes yang berkepanjangan telah menciptakan suasana tegang di wilayah tersebut. Tindakan keamanan pun telah ditingkatkan sebagai respons terhadap potensi kekerasan atau bentrokan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us