Korut Berencana Kirim Lagi Pasukan ke Rusia

- Korut rencanakan kirim tentara ke Rusia untuk membantu Moskow melawan Ukraina.
- Sejumlah besar pasukan Korut dikirim ke Rusia, 300 tewas dan 2.700 terluka dalam pertempuran Ukraina-Rusia.
- Korut juga akan melakukan uji coba rudal balistik antarbenua yang bisa mencapai AS.
Jakarta, IDN Times - Korea Utara (Korut) dilaporkan sedang berencana akan mengirim lagi tentara ke Rusia. Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan (Korsel) membagikan informasi itu pada Jumat (24/1/2025).
Pyongyang telah mengirim sejumlah besar pasukan ke Rusia, dan membantu Moskow dalam pertempurannya melawan tentara Ukraina. Menurut intelijen Amerika Serikat (AS), pasukan yang dikirim sekitar 10-12 ribu tentara.
Menurut JCS, selain rencana pengiriman kembali tentara ke Rusia, Korut juga akan melanjutkan persiapan untuk menguji coba rudal balistik antarbenua, yang diharapkan bisa mencapai AS.
1. Tentara Korut jadi sasaran empuk karena tidak tahu medan tempur

JCS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa karena sejumlah besar pasukan Korut yang dikirim ke Rusia terbunuh atau terluka, kini mereka diduga mempercepat tindakan lanjutan yakni persiapan pengiriman pasukan tambahan.
Dilansir Associated Press, tentara Korut dianggap sangat disiplin dan terlatih. Tapi mereka kurang pengalaman tempur dan tidak tahu medan dalam pertempuran Rusia-Ukraina. Ini membuat mereka mudah menjadi sasaran pesawat nirawak dan artileri.
Korsel mengatakan minggu lalu, bahwa diperkirakan sekitar 300 tentara Pyongyang tewas dan 2.700 lainnya terluka. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebutkan, tentara Korut yang tewas atau terluka mencapai 4.000 orang.
Namun dalam perkiraan AS, jumlahnya lebih rendah yakni sekitar 1.200 tentara.
2. Korut belum secara terbuka terlibat dalam perang Rusia-Ukraina
Korut mulai mengirim pasukan ke Rusia sekitar empat bulan lalu. Hal ini terjadi setelah beberapa bulan sebelumnya pemimpin Korut, Kim Jong Un, dan Presiden Rusia Vladimir Putin, menandatangani pakta pertahanan bersama.
Dilansir The Guardian, pengiriman pasukan Pyongyang itu dikhawatirkan akan mempererat hubungan Rusia-Korut, dan membuat Pyongyang dapat imbalan akses ke teknologi rudal dan satelit canggih.
Korut belum mengakui perannya dalam perang Rusia-Ukraina secara terbuka. Tapi pada Oktober 2024, Putin tidak menyangkal bahwa pasukan Pyongyang berada di Rusia. Sementara Wakil Menteri Luar Negeri Korut, Kim Jong Gyu, mengatakan bahwa pengerahan semacam itu sejalan dengan hukum internasional.
3. Peluncuran rudal balistik antarbenua
Menurut informasi yang disampaikan JCS, Korut juga sedang mempersiapkan untuk kembali melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) atau peluncuran satelit mata-mata. Meski begitu, JCS mencatat tidak ada tanda-tanda peluncuran terjadi dalam waktu dekat.
Dilansir Yonhap, akan tetapi, Pyongyang tampaknya siap menlakukan provokasi yang melibatkan rudal balistik jarak pendek, rudal jelajah, atau balon pembawa sampah.
"Mengingat Korut telah melakukan provokasi mendadak tergantung pada kebutuhannya, militer (Korsel) tidak akan mengesampingkan kemungkinan provokasi semacam itu dan akan meningkatkan pengawasan dan sikap kesiapannya selama liburan," kata JCS.