Korut Percepat Program Senjata Nuklir di Tengah Ketegangan Global

- Utusan PBB peringatkan Korea Utara akan mempercepat program senjata nuklirnya.
- Korea Utara berencana memperluas arsenal nuklirnya sebagai respons terhadap ancaman dari AS.
- AS dan Korea Selatan meningkatkan kerja sama dalam energi nuklir sipil untuk mengatasi ancaman dari program nuklir Korea Utara.
Jakarta, IDN Times - Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dari Korea Utara, Kim Song, mengumumkan bahwa Pyongyang akan mempercepat program senjata nuklirnya. Pernyataan ini muncul pada Senin (4/11/2024), setelah uji coba rudal balistik antarbenua yang dilakukan Korea Utara, menandai peningkatan ketegangan dengan negara-negara Barat.
Kim mengklaim bahwa langkah ini diperlukan untuk menghadapi ancaman dari negara-negara bersenjata nuklir yang bermusuhan. Dalam rapat Dewan Keamanan PBB, Kim menyatakan bahwa situasi kini mendekati ambang perang akibat tindakan Amerika Serikat (AS) yang dianggapnya sembrono.
1. Korea Utara berencana perluas arsenal nuklirnya
Korea Utara berencana memperluas arsenal nuklirnya sebagai respons terhadap ancaman dari AS. "Ancaman nuklir dari AS terhadap Korea Utara telah mencapai titik kritis," kata Kim, dikutip dari Al Jazeera.
Kim juga menambahkan bahwa tindakan AS mendorong negara itu menuju konflik lebih lanjut. Dalam sebuah pertemuan , AS menuduh China dan Rusia melindungi Korea Utara dari sanksi.
"Kedua negara tersebut telah melindungi Pyongyang dari konsekuensi tindakan mereka," kata Robert Wood, wakil duta besar AS untuk PBB.
Kim juga mengungkapkan kekhawatiran tentang keberadaan hampir 8 ribu tentara Korea Utara di Rusia yang mungkin terlibat dalam konflik di Ukraina.
2. Pertemuan tak terduga Korea Utara-Rusia
Vladimir Putin baru-baru ini bertemu dengan menteri luar negeri Korea Utara, Choe Son Hui, di Kremlin. Pertemuan ini terjadi tanpa jadwal sebelumnya dan mungkin dipicu oleh kekhawatiran AS mengenai keterlibatan tentara Korea Utara di Ukraina.
Choe menyampaikan salam hangat dan tulus dari pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Pertemuan ini berlangsung pada Hari Persatuan Nasional Rusia dan menunjukkan kedekatan antara kedua negara dalam menghadapi tekanan internasional.
Putin dan Choe terlihat berbincang selama satu menit saat berjabat tangan. Hal ini mencerminkan upaya Rusia untuk memperkuat hubungan strategis dengan Pyongyang di tengah ketegangan global
3. Kerja sama nuklir AS dan Korea Selatan
Sementara itu, AS dan Korea Selatan mengumumkan nota kesepahaman baru untuk meningkatkan kerja sama dalam energi nuklir sipil. Departemen Energi AS menyatakan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan peluang ekonomi baru dan melawan krisis iklim.
"Kerjasama ini akan memperkuat kontrol ekspor teknologi nuklir sipil," menurut pernyataan resmi dari Departemen Energi, dilansir dari The Guardian.
Ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk mengatasi ancaman dari program nuklir Korea Utara. Dengan meningkatnya ketegangan di kawasan, langkah-langkah ini diharapkan dapat memberikan stabilitas sambil tetap menanggapi provokasi dari Pyongyang.