Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kronologi Bom Bunuh Diri yang Guncang Pengadilan Islamabad Pakistan

Kronologi Bom Bunuh Diri yang Guncang Pengadilan Islamabad Pakistan
ilustrasi mobil meledak (pexels.com/Styves Exantus)
Intinya sih...
  • Suasana awalnya tenang di Kompleks Yudisial Distrik Islamabad, namun ancaman keamanan meningkat sejak serangan di Perguruan Kadet Wana dan Dera Ismail Khan.
  • Ledakan bunuh diri terjadi saat pelaku gagal melewati pemeriksaan keamanan dan menargetkan kendaraan polisi, menewaskan 12 orang dan melukai lebih dari 30 lainnya.
  • JuA mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, sementara Pakistan menuding India sebagai dalang tanpa bukti, memperburuk ketegangan diplomatik antar negara.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ledakan bunuh diri mengguncang Kompleks Yudisial Distrik di Islamabad pada Selasa (11/11/2025) siang, merenggut nyawa sedikitnya 12 orang dan melukai lebih dari 30 lainnya. Serangan ini menjadi yang paling mematikan di ibu kota Pakistan dalam hampir dua dekade, meletus di tengah lonjakan kekerasan yang melibatkan kelompok militan.

Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, menuding proksi India sebagai dalang tanpa bukti, sementara faksi Jamaat-ul-Ahrar (JuA) dari Gerakan Taliban Pakistan (TTP) mengaku bertanggung jawab. Kejadian ini berlangsung saat Islamabad menjadi tuan rumah konferensi internasional dan pertandingan kriket, menambah ketegangan keamanan nasional.

1. Hari tenang yang berubah jadi teror

Kronologi Bom Bunuh Diri yang Guncang Pengadilan Islamabad Pakistan
ilustrasi kepadatan pengunjung (pexels.com/Aa Dil)

Suasana awalnya berjalan damai di Kompleks Yudisial Distrik Islamabad. Kompleks pengadilan modern yang baru beroperasi tiga tahun lalu itu dipadati pengunjung, pengacara, dan pencari keadilan. Setiap hari, ribuan orang memenuhi jalur utama kota di Jalan Raya Srinagar yang menghubungkan kawasan hukum dengan jantung ibu kota Pakistan. dilansir dari Al Jazeera.

Namun sejak sehari sebelumnya, ancaman keamanan sudah meningkat akibat serangan di Perguruan Kadet Wana, Waziristan Selatan. Mobil bermuatan bahan peledak menabrak gerbang sekolah militer, memicu penyanderaan massal. Pasukan keamanan berhasil menyelamatkan sebagian besar kadet, tapi operasi penyelamatan masih berlanjut hingga pagi berikutnya.

Ketegangan juga terasa di Dera Ismail Khan, Khyber Pakhtunkhwa, setelah bom lain melukai 14 anggota pasukan keamanan. Di tengah situasi genting itu, Islamabad tengah menjadi tuan rumah konferensi internasional dan pertandingan kriket antara Pakistan dan Sri Lanka di Rawalpindi. Kenangan pahit serangan terhadap tim Sri Lanka pada 2009 pun kembali membayang.

2. Ledakan guncang pintu utama pengadilan

Kronologi Bom Bunuh Diri yang Guncang Pengadilan Islamabad Pakistan
ilustrasi mobil terbakar (pexels.com/Styves Exantus)

Sekitar pukul 12:30 siang waktu setempat, suasana di kompleks pengadilan mendadak pecah. Seorang pelaku bunuh diri berusaha menembus gerbang utama yang padat dengan pengunjung. Ia gagal melewati pemeriksaan keamanan yang ketat dan akhirnya memilih menargetkan kendaraan polisi yang baru mendekat ke pintu masuk.

Dilansir dari CNN, rekaman kamera pengawas memperlihatkan seorang pria mengenakan jaket menunggu di sekitar area pengadilan sebelum bergerak mendekati mobil polisi. Menteri Dalam Negeri Pakistan, Mohsin Naqvi, mengatakan pelaku sempat menunggu waktu yang tepat sebelum memicu ledakan besar saat mobil polisi mendekat. Asap abu-abu tebal dan api oranye langsung menjulang tinggi di atas lokasi kejadian.

Korban berjatuhan seketika. Sedikitnya 12 orang tewas dan lebih dari 30 lainnya luka-luka, lima di antaranya dalam kondisi kritis. Ledakan itu menjadi yang paling mematikan di Islamabad sejak 2008 dan mengguncang rutinitas siang di pusat peradilan yang biasanya ramai aktivitas hukum.

3. Kekacauan dan upaya penyelamatan di tengah panik

Kronologi Bom Bunuh Diri yang Guncang Pengadilan Islamabad Pakistan
ilustrasi jurnalis (pexels.com/LT Chan)

Kekacauan langsung menyelimuti Kompleks Yudisial setelah dentuman keras mengguncang kawasan itu. Raja Aleem Abbasi, anggota Dewan Pengacara Islamabad, yang sedang beristirahat di halaman, melihat kepala pelaku berguling beberapa meter dari posisinya. Ratusan orang panik dan berlarian, tapi pintu utama tersumbat oleh kerumunan yang berebut keluar, dilansir dari Al Jazeera.

Petugas akhirnya membuka gerbang khusus hakim untuk evakuasi darurat. Abbasi memperkirakan ada sekitar 2 ribu orang di kompleks saat ledakan terjadi. Mushahid Dawar, seorang pengacara, baru saja meninggalkan area itu dengan sepeda motornya sebelum kembali untuk membantu, namun mundur setelah melihat banyak korban di jalan.

Saksi lain, Rustam Malik, mengatakan kepada AFP bahwa para pengacara dan pengunjung berlarian di tengah asap serta puing. Ia melihat dua jenazah tergeletak di dekat gerbang dan beberapa mobil terbakar. Sementara itu, menurut CNN, Manzar Abbas, mahasiswa doktoral berusia 32 tahun yang berada di dekat pos polisi, melihat sekitar 40 orang tersungkur setelah ledakan dan mengalami luka di kakinya akibat serpihan logam. Situasi berubah kacau hanya dalam hitungan detik.

4. Klaim JuA dan tuduhan balasan politik

Kronologi Bom Bunuh Diri yang Guncang Pengadilan Islamabad Pakistan
Bendera Pakistan (pexels.com/Talha Riaz)

Tak lama setelah kejadian, JuA mengaku bertanggung jawab. Mereka mengklaim serangan itu menargetkan hakim, pengacara, dan pejabat yang dianggap menegakkan hukum tidak Islami di Pakistan. Namun TTP membantah terlibat, menyebut JuA bertindak atas inisiatif sendiri.

Shehbaz Sharif menuding India berada di balik insiden di Islamabad dan Wana sebagai bentuk terorisme negara. Ia menyerukan agar dunia internasional mengutuk tindakan itu, meski tanpa bukti konkret. Menteri Pertahanan Khawaja Asif menyebut Pakistan sedang berada dalam kondisi perang dan bahwa serangan tersebut adalah panggilan untuk bangkit.

Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari, juga mengutuk keras ledakan dekat pengadilan tinggi. Pemerintah India membantah tuduhan itu dan menyebutnya sebagai upaya pengalihan isu politik domestik Pakistan. Ketegangan diplomatik pun meningkat, sementara aparat terus menelusuri rekaman kamera pengawas untuk mengidentifikasi pelaku serta memastikan semua korban mendapat perawatan.

5. Ancaman baru di tengah pergeseran regional

Kronologi Bom Bunuh Diri yang Guncang Pengadilan Islamabad Pakistan
ilustrasi peta (pexels.com/Lara Jameson)

Perhatian publik tertuju pada ancaman lama yang kembali hidup yaitu TTP. Menurut laporan The Guardian, kelompok itu telah melancarkan lebih dari 600 serangan sepanjang tahun ini, sebagian besar di Khyber Pakhtunkhwa. Analis keamanan Ihsanullah Tipu Mehsud di Islamabad menjelaskan TTP masih memiliki kemampuan menyerang kota besar meski kini fokus memperkuat pengaruh di wilayah perbatasan.

Ia memperingatkan, jika konflik dengan Afghanistan meningkat, serangan di fasilitas penting akan bertambah intens. Hubungan Pakistan-Afghanistan memang sedang memburuk sejak bentrokan di perbatasan bulan lalu. Gencatan senjata Doha gagal, sementara pembicaraan damai Istanbul runtuh pada akhir pekan.

Pakistan menuduh Taliban Afghanistan melindungi kelompok seperti TTP, Tentara Pembebasan Balochistan (BLA), dan cabang Provinsi Khorasan dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISKP), yang semuanya dibantah Afghanistan. India juga dituduh mendukung TTP dari wilayah Afghanistan, meski hubungan India-Taliban sempat membaik setelah kunjungan menteri luar negeri tahun lalu. Ketegangan ini menunjukkan betapa rapuhnya stabilitas regional Asia Selatan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Delvia Y Oktaviani
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

KPK Usut Dugaan Korupsi Monumen Reog Ponorogo Usai OTT Bupati Sugiri

12 Nov 2025, 19:39 WIBNews