KWI Sebut Paus Leo XIV seperti Kembaran Paus Fransiskus

- Ketua KWI menyebut Paus Leo XIV mirip dengan Paus Fransiskus, laiknya kembaran.
- Pemilihan nama Leo XIV merujuk pada doktrin sosial Gereja Katolik, menandai awal dari doktrin sosial modern.
- Paus Leo XIV pertama dari Amerika Serikat, anggota ordo religius Augustinian, dan memiliki pengalaman panjang di Peru.
Jakarta, IDN Times - Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Monsiyur Antonius Subianto Bunjamin menyebut ada kemiripan antara Paus Leo XIV dan mendiang Paus Fransiskus. Mereka laiknya kembaran.
"Seakan-seakan ini kembaran Paus Fransiskus yang lebih muda, dengan hidup sederhana, penuh bela rasa, hidup suci, penuh dedikasi yang muncul di dalam pribadi Kardinal Robert Francis Prevost (nama asli Paus Leo XIV),” ucap Anton di Gedung KWI, Sabtu (10/5/2025).
1. KWI optimistis perjuangan Paus Fransiskus berlanjut

Anton optimistis, apa yang telah diperjuangan selama 12 tahun kepemimpinan Paus Fransiskus akan diteruskan oleh Paus Leo XIV. Apalagi, Paus Leo XIV berusia lebih muda ketimbang Paus Fransiskus."
"Bahkan lebih diintensifkan dengan energi yang luar biasa karena Paus Leo jauh lebih muda dibandingkan Paus Fransiskus,” ujar Anton.
2. Pemilihan nama kepausan Leo bermakna penting

Anton menilai, pemilihan nama kepausan Leo bermakna penting. Nama itu merujuk pada Paus Leo XIII, penulis ensiklik Rerum Novarum pada Mei 1891. Dokumen tersebut menandai awal dari doktrin sosial modern Gereja Katolik.
“Maka saya menduga begini, dia ingin melanjutkan karya pastoral menghadirkan Paus Fransiskus dengan gebrakan Paus Leo XIII,” kata Anton.
3. Paus pertama asal Amerika Serikat

Memiliki nama asli Robert Francis Prevost, Paus Leo XIV menjadi yang pertama dari Amerika Serikat. Lahir di Chicago, dia adalah anggota ordo religius Augustinian. Paus Leo XIV menghabiskan waktu bertahun-tahun bekerja di Peru.
Dia kemudian menjadi Uskup Chicalayo, Peru, sebelum dipilih oleh Fransiskus untuk memimpin kantor uskup Vatikan.
Meskipun sering dikatakan para kardinal pemilih akan selalu menghindar untuk memilih paus dari Amerika Serikat karena pengaruh politik global, pengalaman panjang Prevost di Peru disebut-sebut membantu meringankan hal itu.