Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Libur Idul Adha, Bangladesh Malah Longgarkan Lockdown

Suasana di sekitar wilayah Dhaka, Bangladesh. (Pixabay.com/Alit22)

Dhaka, IDN Times - Suasana libur Idul Adha membuat pemerintah Bangladesh memutuskan untuk melonggarkan kebijakan ketat lockdown pada hari Senin, 19 Juli 2021, waktu setempat. Keputusan tersebut mendapatkan sorotan dari para ahli kesehatan di Bangladesh. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pejabat pemerintah setempat belum menanggapi kritikan terhadap keputusan itu

Suasana di sekitar wilayah Dhaka, Bangladesh. (Pixabay.com/AminurRashid)

Dilansir dari Aljazeera.com, pelonggaran aturan tersebut telah disorot oleh para ahli kesehatan yang memperingatkan hal itu dapat memperburuk lonjakan berkelanjutan yang didorong adanya varian Delta yang sangat menular, yang pertama kali terdeteksi di negara tetangganya, India. Pakar kesehatan Bangladesh, Be-Nazir Ahmed, mengatakan sudah ada kelangkaan tempat tidur, ICU, sementara penyedia layanan kesehatan membuat pihaknya mengalami kelelahan. Ia menambahkan jika situasinya terus memburuk dan lebih banyak pasien datang ke rumah sakit, hampir tidak mungkin untuk menangani krisis.

Terlepas dari peringatan oleh para ahli setempat, pemerintah Bangladesh mengumumkan bahwa semua pembatasan akan dicabut dan semuanya akan dibuka kembali sehingga orang dapat merayakan festival keagamaan Islam di Bangladesh, yang biasanya justru berpengaruh besar bagi perekonomian setempat. Pejabat pemerintah setempat belum menanggapi kritikan terhadap langkah tersebut. Seorang Menteri Junior dari Kementerian Administrasi Publik Bangladesh, Farhad Hossain, mengatakan bahwa lockdown perlu dilonggarkan karena banyak bisnis berputasr di sekitar festival.

2. Diperkirakan sekitar 10 juta dari total 20 juta warga Dhaka merayakan bersama keluarga

Suasana di sekitar wilayah Dhaka, Bangladesh. (Pixabay.com/MARUF_RAHMAN)

Diperkirakan sekitar 10 juta dari total sebanyak 20 juta warga Dhaka pergi untuk merayakan bersama keluarga mereka. Di antara kerumunan besar orang yang berbelanja di Pasar Baru Dhaka adalah seorang warga bernama Shah Alam. Menurutnya, karena pemerintah telah melonggarkan situasi lockdown selama beberapa hari, ia datang ke pasar untuk membeli barang-barang yang diperlukan dan ia sendiri berusaha untuk mengikuti pedoman protokol kesehatan.

Pakar kesehatan lainnya, Ahmed, mengatakan dia melihat risiko utama pelonggaran lockdown karena orang-orang dari kota menyebarkan virus ke desa mereka serta orang-orang yang membawanya saat mereka berkemas ke pasar untuk berbelanja, terutama pasar ternak di mana jutaan orang akan membeli hewan kurban untuk Idul Adha. Menurut perkiraannya, 30 juta hingga 40 juta warga akan berkumpul mengikuti sholat di masjid atau lapangan terbuka di seluruh Bangladesh pada hari Rabu, 21 Juli 2021, ini.

3. Jumlah kasus COVID-19 di Bangladesh sampai saat ini

Ilustrasi virus COVID-19. (Pixabay.com/PIRO4D)

Jumlah kasus COVID-19 di Bangladesh sampai hari Minggu, 18 Juli 2021, waktu setempat mencapai angka 1.103.989 kasus dengan rincian 17.894 kasus berakhir meninggal dunia serta 932.008 kasus berakhir sembuh. Di hari yang sama, Bangladesh mengalami penambahan kasus baru sebanyak 11.578 kasus baru dengan rincian 225 kasus berakhir meninggal dunia. Untuk saat ini, Bangladesh berada di urutan ke-26 jumlah kasus COVID-19 terbanyak di dunia.

Bangladesh sendiri memulai lockdown pada akhir Juni 2021 lalu dengan menurunkan para pasukan militer yang berpatroli di jalan-jalan demi melancarkan lockdown ketat. Ketika itu, Bangladesh mengalami penambahan kasus yang begitu signifikan, sampai akhirnya pada hari Senin, 12 Juli 2021, lalu Bangladesh mencetak rekor penambahan kasus terbanyak sejak pertama kali pandemi terjadi dengan penambahan saat itu sebanyak 13.768 kasus baru. Sebelumnya, Bangladesh telah menutup perbatasannya ketika pandemi pertama kali melanda Bangladesh tahun 2020 lalu, tetapi banyak orang melakukan perjalanan ke dan dari India secara ilegal, membawa serta infeksi baru, sementara situasi di India telah stabil, di Bangladesh justru situasinya meningkat pada saat itu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Christ Bastian Waruwu
EditorChrist Bastian Waruwu
Follow Us