Malawi Cek Mpox di Seluruh Perbatasan Negara

- Pemerintah Malawi mulai melakukan pengecekan mpox di seluruh pintu perbatasan negara sebagai pencegahan penularan virus.
- Malawi sudah menyiapkan skenario terburuk karena tidak semua warga memperoleh vaksin mpox, hanya diberikan kepada yang memiliki risiko tinggi.
- Menteri Kesehatan Malawi mengumumkan dua kasus mpox di negaranya dan WHO membutuhkan dana 135 juta dolar AS untuk menangani mpox dalam 6 bulan ke depan.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Malawi, pada Minggu (25/8/2024), mulai melakukan pengecekan mpox di seluruh pintu perbatasan negara. Langkah ini diterapkan sebagai bentuk pencegahan penularan mpox yang semakin mengkhawatirkan dan meluas di Benua Afrika.
Pekan lalu, Uganda sudah menerapkan pengetatan pintu perbatasan dengan Republik Demokratik (RD) Kongo yang menjadi episentrum penyebaran massal virus mpox. Pemerintah setempat juga menetapkan area perbatasan sebagai zona rawan penularan.
1. Sebut vaksin mpox tidak akan diberikan kepada seluruh penduduk Malawi
Juru bicara Kementerian Kesehatan Malawi Adrian Chikumbe mengatakan bahwa langkah ini bagian dari upaya pencegahan penularan di negaranya. Ia pun menyebut Malawi sudah menyiapkan skenario terburuk karena tidak semua warga memperoleh vaksin mpox.
"Vaksin mpox tidak diberikan kepada semua orang seperti memberikan vaksin COVID-19 atau vaksin lainnya. Vaksin ini hanya akan diberikan kepada sejumlah penduduk yang memiliki risiko tinggi," terangnya, dikutip Africa News.
Selain melakukan pengecekan kepada seluruh pengunjung di Malawi, pemerintah juga sudah mengampanyekan kesadaran publik melewati sejumlah pusat komunitas kesehatan di negaranya.
"Saya menyarankan kepada seluruh warga, ketika bertemu seseorang yang terjangkit mpox. Tolong hindari kontak dengan mereka dan menghindari menyentuh barang yang telah mereka gunakan," tutur salah satu pekerja di pusat komunitas kesehatan.
2. Malawi melaporkan dua kasus mpox di negaranya
Pada Rabu (21/8/2024), Menteri Kesehatan Malawi Khumbize Kandodo Chiponda sudah mengumumkan dua kasus mpox di negaranya.
"Kasus mpox sudah ditemukan di Malawi yang menjangkit laki-laki berusia 31 tahun dan saat ini sudah diisolasi di Rumah Sakit Pusat Queen Elizabeth. Kasus kedua ditemukan pada remaja berusia 17 tahun yang saat ini dirawat di rumahnya sendiri. Keduanya berada di Blantyre dan diketahui tidak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri," ungkap Chiponda, dikutip Malawi24.
Ia menyarankan agar seluruh warga tidak panik usai mendengar kabar ini dan mengikuti anjuran kesehatan dari pemerintah. Ia menambahkan bahwa mpox saat ini menjadi ancaman global dan berisiko besar di Malawi.
3. WHO sebut butuh dana sebesar Rp2 triliun untuk atasi mpox
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan kepada seluruh dunia terkait aksi dalam mengontrol penyebaran mpox. Ia menyebut butuh dana sebesar 135 juta dolar AS (Rp2 triliun) untuk menangani mpox dalam 6 bulan ke depan.
"Biar saya jelaskan: penyebaran wabah mpox baru ini dapat dikontrol dan dapat dihentikan," terang Ghebreyesus, dilansir Politico.
"Untuk mendanai pekerjaan dalam menghentikan penyebaran secepat mungkin, estimasi awal kami sesuai dalam Rencana Persiapan Strategis dan Respons dengan mendapatkan dana sekitar 135 juta dolar AS (Rp2 triliun) dalam 6 bulan ke depan," sambungnya.
Namun, ia menerangkan bahwa jumlah dana tersebut berpotensi naik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi nanti.