Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Meksiko Transfer 26 Anggota Kartel Narkoba ke AS

ilustrasi bendera Meksiko. (unsplash.com/Jorge Aguilar)
ilustrasi bendera Meksiko. (unsplash.com/Jorge Aguilar)
Intinya sih...
  • AS janji tidak akan hukum mati para tersangka
  • Ada nama-nama besar yang menjadi target utama otoritas AS.
  • Trump mengancam akan mengenakan tarif impor terhadap produk Meksiko yang dianggap gagal memerangi kartel narkoba.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Meksiko mengirim 26 tersangka anggota kartel narkoba untuk menghadapi proses hukum di Amerika Serikat (AS) pada Selasa (12/8/2025). Transfer ini merupakan yang kedua kalinya terjadi sepanjang tahun ini.

Ekstradisi dilakukan atas permintaan Kementerian Kehakiman AS di tengah meningkatnya tekanan dari pemerintahan Presiden Donald Trump. Mereka yang diserahkan termasuk tokoh-tokoh penting dari Kartel Sinaloa dan Kartel Jalisco Generasi Baru (CJNG), dua organisasi kriminal paling dominan di Meksiko, dilansir Straits Times.

1. AS janji tidak akan hukum mati para tersangka

Di antara 26 orang yang diekstradisi, terdapat nama-nama besar yang menjadi target utama otoritas AS. Salah satunya adalah Abigael González Valencia, yang dikenal dengan alias "El Cuini".

González Valencia merupakan pemimpin "Los Cuinis," sebuah kelompok kriminal yang berperan sebagai operator keuangan utama untuk CJNG. Selain dia, turut diserahkan pula Roberto Salazar, yang dituduh terlibat dalam pembunuhan seorang deputi sheriff di Los Angeles County pada 2008.

Transfer ini menyusul ekstradisi sebelumnya pada Februari, yang juga mencakup tokoh terkenal. Saat itu, Meksiko menyerahkan Rafael Caro Quintero, buronan kasus pembunuhan agen Badan Penegakan Narkoba (DEA) AS pada 1985.

AS telah berjanji untuk tidak menghukum mati 55 tersangka dari dua transfer tersebut. Analis menilai, hukuman mati dapat memicu kemarahan kartel.

2. AS ancam Meksiko dengan tarif

Ekstradisi ini terjadi di tengah gelombang tekanan AS terhadap Meksiko. Sebelumnya, Trump mengancam akan mengenakan tarif impor terhadap produk Meksiko yang dianggap gagal memerangi kartel narkoba.

Trump bahkan dilaporkan telah memerintahkan Pentagon untuk menyusun rencana operasi militer terhadap kartel-kartel Meksiko. Pemerintahannya juga telah menetapkan beberapa kartel, termasuk CJNG, sebagai organisasi teroris asing. Namun, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum menolak segala bentuk intervensi militer oleh AS di tanah Meksiko.

"Amerika Serikat tidak akan datang ke Meksiko dengan militer. Kami bekerja sama, kami berkolaborasi, tetapi tidak akan ada invasi. Gagasan itu dikesampingkan, benar-benar dikesampingkan" tutur Sheinbaum, dikutip dari BBC.

3. Meksiko klaim ekstradisi tidak ada hubungannya dengan tarif

Meksiko mengklaim kesepakatan ekstradisi ini bukan bagian dari negosiasi tarif dengan AS. Para tahanan dipindahkan untuk melumpuhkan kemampuannya mengendalikan operasi ilegal dari balik jeruji besi.

"Transfer ini bukan hanya tindakan strategis untuk memastikan keamanan publik, tetapi juga mencerminkan tekad kuat untuk mencegah para penjahat ini terus beroperasi dari dalam penjara dan untuk menghancurkan jaringan pengaruh mereka," tutur Menteri Keamanan Meksiko Omar García Harfuch, dilansir CNN.

Namun, seorang analis keamanan, David Saucedo, menilai langkah ini sebagai cara Meksiko untuk mengulur waktu dari ancaman tarif AS. Ia memperingatkan, transfer massal dapat memicu ledakan kekerasan dari kartel di masa mendatang.

Proses ekstradisi ini dilaporkan melibatkan hampir seribu petugas penegak hukum. Total 90 kendaraan dan selusin pesawat militer juga dikerahkan untuk menjaga keamanan proses pemindahan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us