Menlu AS Kunjungi China Pekan Ini, Lagi Akur?

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, akan mengunjungi China pada 24-26 April 2024, di tengah meruncingnya hubungan AS dengan negeri tirai bambu saat ini.
Dilansir dari China Daily, Rabu (24/4/2024), Blinken rencananya bakal bertemu para pejabat senior di Shanghai dan Beijing, guna membahas berbagai masalah bilateral, regional, dan global, seperti krisis Timur Tengah, krisis Ukraina, serta Laut China Selatan.
“Blinken juga akan membahas upaya yang sedang dilakukan dua negara untuk memenuhi komitmen yang dibuat oleh Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping di San Fransisco pada November 2023 lalu, soal kerja sama pemberantasan narkoba, komunikasi antarmiliter, AI serta penguatan hubungan antarmasyarakat,” sebut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri AS.
1. Sempat berkomunikasi dengan Wang Yi

Sebelumnya, Blinken sempat berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi via telepon, di mana mereka membicarakan situasi di Timur Tengah saat ini.
Mundur sedikit ke belakang pada 2 April 2024, Biden dan Xi juga sempat berbicara via telepon. Kedua pihak sepakat tetap berkomunikasi dan menugaskan tim mereka guna mencapai pemahaman bersama antarkedua negara.
2. Blinken ke China, hubungan China dan Rusia tetap baik

Sementara itu, juru bicara Kemlu China Wang Wenbin menegaskan hubungan China dengan Rusia tetap baik, di tengah tudingan Washington terkait kerja sama China dan Rusia yang memengaruhi krisis Ukraina.
“AS terus melontarkan tuduhan yang tidak berdasar soal perdagangan dan pertukaran ekonomi antara China dan Rusia, dengan menghubungkannya dengan situasi di Ukraina. Ini tindakan munafik dan tidak bertanggung jawab,” kata Wang.
“Soal Ukraina, posisi China adil dan objetif. Kami telah bekerja secara aktif untuk mendorong perundingan perdamaian dan penyelesaian politik. Kami mengawasi ekspor barang ke negara lain termasuk Ukraina. China sendiri bukan pencipta krisis di Ukraina atau pihak terkait di dalamnya,” tegas dia.
3. China dan Rusia menjalin hubungan bilateral normal seperti negara lainnya
Wang kembali menegaskan China menjalin hubungan bilateral yang normal dengan Rusia sama seperti negara lainnya.
“Hubungan ini dibangun atas kesetaraan dan keuntungan bersama. Hak dan kepentingan China sah dan tidak boleh dilanggar. Kami minta AS untuk tidak mengobarkan api atau menjelek-jelekkan pihak lain dalam menyelesaikan masalah Ukraina,” ungkap Wang.