Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menlu Negara G7 Serukan Bantuan Segera untuk Dukung Pertahanan Ukraina

bendera Ukraina (unsplash.com/Yehor Milohrodskyi)
bendera Ukraina (unsplash.com/Yehor Milohrodskyi)

Jakarta, IDN Times - Para menteri luar negeri dari negara-negara besar Kelompok Tujuh (G7) memperingatkan bahwa Ukraina berisiko dikalahkan oleh Rusia jika negara tersebut tidak mendapatkan sistem pertahanan udara tambahan. Hal itu disampaikan G7 pada pertemuan Kamis (18/4/2024).

Setelah lebih dari dua tahun sejak dimulainya invasi besar-besaran Rusia, Ukraina menghadapi kekurangan amunisi. Bantuan militer dari AS untuk Ukraina telah diblokir oleh Partai Republik di Kongres selama berbulan-bulan, sementara Uni Eropa (UE) gagal mengirimkan amunisi tepat waktu.

1. Negara-negara UE diminta untuk kirimkan sistem pertahanan udara ke Ukraina

Para menteri G7 memulai perundingan hari kedua di pulau Capri, Italia, dengan membahas krisis Timur Tengah, sebelum kemudian beralih ke Ukraina pada sore harinya. Pimpinan NATO dan menteri luar negeri Ukraina juga hadir dalam perundingan tersebut.

Dilansir Reuters, kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell, yang menghadiri pertemuan G7 bersama AS, Italia, Jerman, Prancis, Inggris, Jepang, dan Kanada, mendesak negara-negara UE untuk memberikan sistem pertahanan udara guna membantu Ukraina melindungi kota-kotanya. Adapun serangan Rusia telah menargetkan infrastruktur utama negara tersebut.

"Jika tidak, sistem kelistrikan Ukraina akan hancur. Dan tidak ada negara yang bisa berperang tanpa listrik di rumah, di pabrik, di online, untuk segala hal," katanya kepada wartawan saat sidang hari Kamis dimulai.

2. Menlu Ukraina sebut Barat pilih kasih

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan bahwa negara-negara Barat menunjukkan sikap yang berbeda terhadap Israel dibandingkan negaranya sendiri. Ia mengungkapkan bahwa ketika Iran meluncurkan rudal dan drone-nya ke Israel pekan lalu, pasukan AS, Inggris, dan Prancis langsung membantu untuk menanggulangi serangan tersebut.

“Strategi mitra kami di Israel tampaknya adalah untuk mencegah kerusakan dan kematian. …Dalam beberapa bulan terakhir, strategi mitra kami di Ukraina tampaknya adalah untuk membantu (kami) pulih dari kerusakan,” katanya menjelang perundingan Capri.

“Jadi tugas kami saat ini adalah menemukan cara agar mitra kami dapat merancang sebuah mekanisme, cara yang memungkinkan kita juga menghindari kematian dan kehancuran di Ukraina.”

3. DPR AS kemungkinan akan lakukan pemungutan suara mengenai paket bantuan militer untuk Ukraina akhir pekan ini

Perselisihan politik di Washington telah mengakibatkan penundaan pengiriman paket bantuan yang sangat dibutuhkan Ukraina senilai 60,84 miliar dolar AS (sekitar Rp984 triliun). Namun, Dewan Perwakilan Rakyat AS diperkirakan akan melakukan pemungutan suara mengenai paket tersebut akhir pekan ini, sehingga membawa harapan bagi para menteri G7.

“Dalam masa-masa penuh gejolak ini, ini merupakan tanda harapan bahwa kini ada sinyal dari Partai Republik di AS bahwa dukungan terhadap Ukraina dapat dilanjutkan secara intensif,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada konferensi pers di Capri.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (17/4/2024), Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa dia akan segera menandatangani paket tersebut menjadi undang-undang setelah disahkan oleh Kongres. Hal ini bertujuan untuk mengirimkan pesan kepada dunia bahwa AS senantiasa mendukung Ukraina.

Ukraina sendiri sangat bergantung pada pasokan senjata dari AS dan Barat untuk terus memerangi Rusia, yang memiliki lebih banyak pasukan dan amunisi artileri.

Sementara itu, Kuleba menyampaikan harapannya untuk mendapatkan janji segera pekan ini mengenai pengiriman sistem pertahanan udara Patriot dan SAMP/T tambahan, serta penerapan sanksi baru dari Barat yang menyasar produksi drone bersenjata Iran yang diekspor ke Rusia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us