Menteri Belgia Mengundurkan Diri gegara Insiden Penembakan

Jakarta, IDN Times - Vincent Van Quickenborne, Menteri Kehakiman Belgia, mengumumkan pengunduran dirinya pada Jumat (20/10/2023) malam. Dia melakukan itu sebagai buntut dari insiden penembakan awal pekan ini yang menewaskan dua warga Swedia.
Pelaku penembakan tersebut bernama Abdesalam Lassoued, warga negara Tunisia. Sebelumnya, Tunisia pernah meminta agar Belgia mengekstradisi warganya itu pada 2022. Namun permintaan itu tidak diproses.
Quickenborne memilih untuk mundur sebagai tanggung jawab politik atas insiden itu, serta karena hakim tidak mengabulkan permintaan ekstradisi dari warga Tunisia yang akhirnya menjadi pelaku penembakan. Polisi memburu dan membunuh pelaku pada awal pekan ini.
1. Sebuah kesalahan besar

Insiden penembakan yang menewaskan dua warga Swedia di Belgia pada Senin, serta proses kegagalan ekstradisi pelaku, dinilai oleh Vincent Van Quickenborne sebagai sebuah kesalahan besar.
Dilansir Euro News, Van Quickenborne kemudian memilih untuk mengambil tanggung jawab politik atas kesalahan tersebut dengan cara mengundurkan diri.
"Pagi ini pada pukul sembilan, saya mencatat beberapa elemen berikut: Pada tanggal 15 Agustus 2022, ada permintaan ekstradisi dari Tunisia terhadap pria ini," kata Van Quickenborne.
"Permintaan ini disampaikan pada tanggal 1 September, sebagaimana mestinya, oleh ahli peradilan di kantor kejaksaan Brussels. Hakim yang bertugas tidak menindaklanjuti permintaan ekstradisi ini dan berkasnya tidak ditindaklanjuti," tambahnya.
2. Meminta maaf kepada para korban dan kepada rakyat Belgia
Bagi Van Quickenborne, proses kegagalan ekstradisi Abdesalem Lassoued yang diketahui sebagai orang yang terpapar ideologi ekstremis tersebut, merupakan kesalahan individu. Namun, dia merasa harus memikul semua tanggung jawab politik atas kesalahan yang menurutnya tidak dapat diterima itu.
"Saya dengan tulus ingin meminta maaf atas nama keadilan kepada para korban dan orang yang mereka cintai. Saya juga ingin meminta maaf atas nama keadilan kepada rakyat Swedia dan sesama warga Belgia," kata Van Quickenborne dikutip dari Politico.
Pengajuan pemintaan pengunduran diri itu telah disampaikan kepada Perdana Menteri (PM) Alexander De Croo. PM Belgia sendiri mengatakan telah memperhatikan pengajuan itu dan memberi rasa hormat kepada Van Quickenborne atas keberaniannya.
Pertemuan sedang dijadwalkan dengan para pejabat tinggi keamanan untuk memberi penjelasan lebih rinci tentang kegagalan proses ekstradisi pelaku pembunuhan.
3. Pembunuh terinspirasi dari ISIS

Lassoued menewaskan dua pria Swedia dan melukai satu orang lainnya dengan senapan semi-otomatis. Akibat serangan itu, lebih dari 35 ribu orang di stadion dikurung demi keamanan. Puluhan ribu orang itu sedang menonton pertandingan Belgia melawan Swedia.
Dilansir Associated Press, Lassoued dalam sebuah video yang diunggah di internet, mengaku terinspirasi oleh kelompok ISIS. Dia dibunuh pada Selasa oleh polisi di sebuah kafe di Brussels.
Tunisia disisi lain, telah mengidentifikasi Lassoued sebagai orang yang terpapar radikalisasi dan memintanya untuk diekstradisi. Namun pihak berwenang Belgia tidak dapat membuktikan hal itu, jadi pelaku tidak pernah terdaftar sebagai orang yang berbahaya.
Pihak berwenang Belgia sendiri juga tidak dapat menemukan alamat Lassoued ketika Tunisia meminta agar dia diekstradisi saat itu. Namun setelah penembakan pada Senin, tempat tinggalnya kemudian ditemukan.