Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mesir Salahkan Israel atas Penutupan Perbatasan Rafah

Ilustrasi bendera Mesir. (pixabay.com/jorono)
Intinya sih...
  • Mesir menyalahkan Israel atas penutupan perlintasan perbatasan Rafah di Jalur Gaza selatan.
  • Israel dianggap bertanggung jawab penuh atas bencana kemanusiaan yang dihadapi warga Palestina di Jalur Gaza.

Jakarta, IDN Times - Mesir menyalahkan Israel atas penutupan perlintasan perbatasan Rafah di Jalur Gaza selatan di tengah serangan militer di kawasan tersebut.

"Israel bertanggung jawab penuh atas bencana kemanusiaan yang dihadapi warga Palestina di Jalur Gaza," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir, dikutip dari ANTARA, Rabu (15/5/2024).

Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry juga sempat mengecam Israel yang memutarbalikkan fakta dan menghindari tanggung jawab dari kekacauan di Gaza dan Rafah.

1. Bantuan gagal masuk ke Gaza via Rafah karena Israel

Shoukry menganggap kendali Israel di sisi Palestina pada perbatasan Rafah, operasi militer di sekitar terminal, dan bahaya yang diakibatkan terhadap pekerja bantuan dan pengemudi kendaraan bantuan adalah alasan utama kegagalan membawa bantuan melalui penyeberangan Rafah.

“Kami juga mengecam keras upaya Israel yang berniat mengalihkan tanggung jawab ke Mesir atas krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza,” ucap dia.

2. Pasukan Israel sudah masuk ke pusat Kota Rafah

Sementara itu dilaporkan bahwa tank-tank Israel kini sudah mulai bergerak ke pusat Kota Rafah di ujung selatan Jalur Gaza. Tank-tank ini sudah mencapai permukiman Al-Geneina.

Sayap militer Hamas Brigade Al-Qassam dan sayap militer gerakan Jihad Islam Palestina Brigade Al-Quds mengumumkan bahwa pejuang mereka telah menggempur pasukan Israel di Rafah.

Para sayap militer itu mengeklaim bahwa mereka telah menghancurkan sebuah kendaraan pengangkut pasukan dengan sebuah granat di wilayah permukiman Al-Salam, sebelah timur Kota Rafah.

Dalam sebuah pernyataan terpisah, Brigade Al-Quds juga menambahkan bahwa pihaknya telah menggempur tentara dan kendaraan Israel di dekat perlintasan Rafah menggunakan peluru mortir.

3. 450 ribu orang sudah mengungsi dari Rafah

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina atau UNRWA melaporkan hampir 450 ribu orang telah meninggalkan Rafah, sejak Israel mengeluarkan perintah evakuasi pada 6 Mei 2024 lalu.

“Tidak ada tempat untuk pergi. Tidak ada keamanan tanpa gencatan senjata,” sebut UNRWA dalam akun X @unrwa.

"Orang-orang terus-menerus mengalami kelelahan, kelaparan, dan ketakutan. Tidak ada tempat yang aman. Gencatan senjata secepatnya adalah satu-satunya harapan," lanjut pernyataan itu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us