Meski Dihalangi Israel, 35 Ribu Muslim Palestina Salat di Al-Aqsa

Jakarta, IDN Times - Setidaknya 35 ribu jemaah Muslim berkumpul di kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem untuk melaksanakan ibadah tarawih di awal bulan Ramadan. Bulan puasa di Palestina sudah dimulai sejak 11 Maret 2024.
Mereka tetap melaksanakan ibadah tarawih di tengah ancaman pasukan Israel yang berjaga di sekitar Al-Aqsa.
Dilansir dari Middle East Eye, Selasa (12/3/2024), sejumlah video yang beredar di media sosial memperlihatkan pasukan Israel sempat mencegah jemaah Muslim Palestina masuk ke masjid untuk salat.
1. Pasukan Israel pukuli warga Palestina
Selain itu, pasukan Israel juga terlihat memukuli warga Palestina di dekat salah satu gerbang masuk Masjid Al-Aqsa.
Israel juga menangkap penjaga Masjid Al-Aqsa dari Yerusalem dan membawanya untuk diperiksa lebih lanjut.
Pasukan Israel pun diketahui telah memasang kawat berduri di dekat pagar Masjid Al-Aqsa, yang bersebelahan dengan Lions Gate, untuk mencegah jemaah Muslim Palestina masuk ke kompleks suci tersebut.
2. Ramadan terasa berbeda di Gaza
Dikutip dari Al Jazeera, seorang pengungsi Palestina dari Gaza bernama Emad Al Najjar mengatakan bahwa Ramadan tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
“Kami jauh dari orang-orang yang kami cintai, keluarga, kerabat kami di utara Gaza. Semua berbeda,” ucap Najjar.
Bahkan ketika ia pergi ke pasar untuk persiapan Ramadan, ia tak menemukan apapun untuk dibeli lantaran bantuan kemanusiaan diblokir masuk oleh Israel.
“Tidak ada apa-apa, tidak ada kurma, susu atau apapun. Kami tidak bisa makan makanan kaleng terus-terusan. Kami butuh sayuran dan buah-buahan untuk anak-anak kami,” ungkap dia.
3. Israel klaim izinkan Muslim ibadah di Al-Aqsa
Sebelumnya, Israel mengaku bakal mengizinkan jemaah Muslim Palestina untuk beribadah di Masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadan, seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Pada pekan Ramadan pertama Ramadan, jemaah akan diizinkan memasuki kompleks, dalam jumlah yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya,” sebut pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel, akhir bulan lalu.
“Setiap pekan akan ada penilaian situasi dalam hal keamanan dan keselamatan dan keputusan akan diambil sesuai dengan itu,” tambah pernyataan tersebut.