Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Militer Israel Serang Tahanan Palestina di Penjara Ofer Tepi Barat

Ilustrasi penjara. (unsplash.com/Matthew Ansley)

Jakarta, IDN Times - Kantor Media Tahanan Palestina yang dikelola Hamas mengatakan unit-unit penjara khusus Israel menyerbu sebuah bagian dari Penjara Ofer, sebelah barat Ramallah di Tepi Barat yang diduduki. Namun, belum ada rincian mengenai korban cedera.

"Para tahanan dipukuli dan disemprot dengan gas," kata kantor tersebut dalam sebuah pernyataan pada Minggu (16/2/2025), dikutip dari Anadolu Agency.

Menurut organisasi hak asasi manusia Palestina, Israel menahan lebih dari 10 ribu warga Palestina di penjaranya.

1. Hamas dan PIJ kecam serangan Israel tersebut

Hamas dan kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) mengecam serangan tersebut. Kedua kelompok Palestina itu mengatakan serangan brutal terhadap para tahanan Palestina merupakan perilaku kriminal barbar yang mencerminkan sifat fasis dan teroris Israel.

"Serangan itu sebagai upaya menyedihkan yang dilakukan oleh Israel, guna memulihkan prestise mereka yang telah hancur," kata kedua kelompok itu dalam pernyataan bersama, dikutip dari Al Jazeera.

Mereka menyerukan kepada dunia untuk mengekspos kejahatan tidak berperikemanusiaan terhadap para tawanan, yang secara terang-terangan melanggar semua konvensi dan norma-norma internasional.

Pihaknya juga meminta masyarakat internasional untuk melakukan intervensi, guna melindungi para tahanan, menghentikan pelanggaran kriminal terhadap mereka, mendokumentasikannya, dan bekerja untuk meminta pertanggungjawaban para pemimpin penjajah.

2. Israel dituding menahan ribuan warga Palestina tanpa dakwaan

Seorang peneliti Israel dan Palestina di Human Rights Watch (HRW), Milena Ansari, mengatakan bahwa jumlah warga Palestina yang ditahan tanpa dakwaan di penjara-penjara Israel telah meningkat tajam sejak perang di Gaza dimulai.

"Kami berbicara tentang 9.846 tahanan dan narapidana Palestina, dan dari jumlah tersebut ada 3.369 yang berada dalam penahanan administratif yang berarti 3 ribu orang berada dalam penahanan tanpa dakwaan, tanpa pengadilan, dan untuk waktu yang tidak terbatas," ujarnya.

"Jumlah warga Palestina yang ditahan di bawah hukum perang meningkat dari 10 menjadi 1.800 orang sejak dimulainya perang Gaza pada Oktober 2023," sambungnya.

Menurutnya, jenis penahanan tersebut melanggar hukum karena pihak Israel tidak mengajukan dakwaan apapun terhadap seseorang, dan tidak ada pengadilan yang terjadi untuk orang tersebut kecuali untuk memperbarui penahanan administratif mereka.

3. Adanya kecemasan atas keberlanjutan gencatan senjata Israel-Hamas

Potret kehancuran yang ditimbulkan oleh serangan udara Israel di Jalur Gaza. (x.com/UNICEFpalestine)

Perjanjian gencatan senjata telah diberlakukan di Gaza sejak 19 Januari, menghentikan perang yang telah menewaskan hampir 48.300 warga Palestina, yang sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, serta membuat daerah kantong tersebut hancur berantakan.

Sejak gencatan senjata tahap pertama, 19 tawanan Israel dan 5 pekerja Thailand telah dibebaskan sebagai imbalan atas 1.135 tahanan Palestina.

Utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengatakan fase kedua kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas sedikit lebih rumit daripada fase pertama, namun fase kedua akan dimulai. Ia mengungkapkan bahwa Presiden AS Donald Trump ingin melihat fase kedua dapat menghasilkan pembebasan sandera dan penyelamatan nyawa, sehingga hal itu dapat mengarah pada perdamaian.

Witkoff menuturkan bahwa ia berbicara dengan Israel, Qatar, dan Mesir baru-baru ini mengenai penetapan jadwal memulai perundingan tahap kedua. Ia mengatakan semua orang menyambut baik hal itu, dan berharap akan terjadi pekan ini.

Pernyataan tersebut muncul di tengah meningkatnya kecemasan di Gaza atas keberlanjutan gencatan senjata. Alasannya, pelanggaran Israel yang terus berlanjut, termasuk serangan mematikan dan penghalangan bantuan. Juga, seruan dari politisi sayap kanan Israel untuk membatalkan gencatan senjata.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us