Senegal Gagalkan 200 Migran Ilegal Menuju Eropa

Jakarta, IDN Times - Militer Senegal, pada Jumat (11/7/2025), mengaku berhasil mengadang 201 migran ilegal asal negara-negara Afrika Barat yang hendak menyeberang ke Eropa. Operasi ini dilakukan oleh pasukan Angkatan Laut Senegal yang ditempatkan di pangkalan Fondiougne, Fatick.
Dalam beberapa tahun terakhir, pesisir Senegal telah menjadi rute utama migrasi dari Afrika Barat menuju ke Kepulauan Canaria di Spanyol.
1. Migran berhasil diadang di darat dan laut
Militer Senegal mengatakan bahwa operasi ini digelar pada Rabu (9/7/2025) dan berhasil mengadang 65 orang di darat. Sedangkan 132 orang berhasil ditangkap saat menaiki kapal boat kayu di delta Saloum.
Melansir Euronews, sejumlah migran yang ditangkap kali ini termasuk perempuan dan anak-anak. otoritas setempat menyebut terdapat kenaikan jumlah perempuan dan anak-anak yang ikut bermigrasi ke Eropa.
Selama ini, migran yang berangkat lewat pesisir Senegal menuju ke Kepulauan Canaria adalah laki-laki muda. Mereka berasal dari sejumlah negara di kawasan Afrika Barat.
Umumnya, migran menunggu pada saat musim dingin untuk berangkat saat ombak tidak terlalu tinggi. Namun, saat ini, terdapat upaya menyeberang ke Eropa di setiap musim.
2. UE-Senegal bekerja sama untuk mengadang migran ilegal

Pada Oktober 2024, Uni Eropa (UE) sudah mengadakan perjanjian dengan Senegal untuk mengadang migran ilegal. Brussels bahkan akan mengucurkan dana sebesar 30 juta euro (Rp568,5 miliar) untuk mendanai otoritas Senegal.
“Saya dapat mengumumkan bahwa UE menyetujui paket bantuan senilai Rp568,5 miliar untuk mencegah kedatangan migran ilegal dari Senegal. Bantuan ini juga berfungsi untuk menyelamatkan nyawa warga Senegal,” ungkapnya, dikutip Le Monde.
Sebelumnya, UE sudah memberikan dana sebesar 5,75 juta euro (Rp108,9 miliar) untuk memperkuat aparat keamanan Senegal dalam membantu mencegah migrasi ilegal dan penyelundupan migran ke Eropa.
3. IOM minta negara Barat selesaikan masalah migrasi dari akarnya
Organisasi Migrasi Internasional (IOM) memperingatkan agar negara-negara Barat untuk menyelesaikan permasalahan migrasi dari akarnya. Pihaknya mengingatkan akan potensi instabilitas imbas dari migrasi massal.
“Ketika publik melihat kapal boat menyeberang Laut Mediterania, terdapat kekhawatiran bagaimana pemerintah dapat menangani masalah migrasi ini. Ini adalah keadilan dan pemerintah harus menyelesaikannya. Namun, masih belum menyentuh pendekatan komprehensif,” ujar Kepala IOM, Amy Pope, dikutip Africa News.
Ia menambahkan, awalnya migran tidak berniat untuk mencapai ke Eropa. Namun, mereka hanya pindah ke negara tetangga untuk mencari pekerjaan yang layak dan masa depan.
Pope menyebut, jika negara-negara yang selama ini menampung para migran bersedia mendukung mereka maka akan tercipta stabilitas dari arus migrasi ke Eropa.