OPEC Kurangi Produksi Minyak, Rusia: Keputusan Hebat!

Jakarta, IDN Times - Kremlin pada Minggu (9/10/2022) memuji langkah OPEC+ karena menyetujui pengurangan produksi, yang dianggap berhasil melawan "kekacauan" yang ditaburkan oleh Amerika Serikat (AS) di pasar energi global.
Keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak, meskipun ada tentangan keras dari AS, semakin memperumit hubungan yang sudah tegang antara Presiden Joe Biden dengan keluarga kerajaan Arab Saudi, dikutip dari Reuters.
Gedung Putih berusaha keras untuk mencegah pengurangan produksi.
1. Rusia sebut keputusan OPEC berseberangan dengan AS sudah benar

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa keputusan OPEC+ untuk menentang imbauan Biden adalah sesuatu yang bijaksana.
“(Kebijakan) yang sangat baik, pekerjaan yang seimbang, bijaksana dan terencana dari negara-negara, yang mengambil posisi bertanggung jawab di OPEC, bertentangan dengan tindakan AS. Ini setidaknya menyeimbangkan kekacauan yang disebabkan oleh Amerika," kata Peskov, menurut kantor berita Rusia.
Sebelumnya, Biden berharap untuk menjaga harga bensin AS agar tidak melonjak lagi menjelang pemilihan paruh waktu, di mana Partai Demokrat sedang berjuang untuk mempertahankan kendali atas Kongres AS.
2. AS sebut langkah OPEC tidak bijaksana

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mengatakan bahwa keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak adalah tindakan yang tidak bijaksana bagi ekonomi global, dikutip dari Financial Times.
Di sisi lain, Peskov mengatakan bahwa AS mulai kehilangan ketenangannya atas keputusan OPEC+, yang sempat mencoba untuk mendorong volume tambahan cadangannya ke pasar.
Semakin tinggi jumlah minyak yang beredar di pasaran, praktis harga minyak akan jatuh, yang tentunya akan merugikan Rusia di tengah operasi militer khusus di Ukraina. Sebab, komoditi migas menjadi sumber pendapatan terbesar Rusia, sekalipun sudah banyak sanksi yang membatasi ekspor migas dari negara tersebut.
"Mereka mencoba memanipulasi dengan cadangan minyak mereka dengan melemparkan volume tambahan ke pasar. Permainan seperti itu tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik," kata Peskov.
3. Arab Saudi jelaskan alasan memotong produksi harian

Pemimpin de facto OPEC, Arab Saudi, menjelaskan bahwa pemangkasan produksi minyak 2 juta barel per hari perlu dilakukan, untuk menanggapi kenaikan suku bunga di Barat, serta menghadapi situasi ekonomi global yang lebih lemah.
Arab Saudi juga membantah pernyataan AS, yang dituduh berkolusi dengan Rusia, untuk mendorong harga energi yang lebih tinggi. Kerajaan mengatakan bahwa Barat sering didorong oleh “arogansi kekayaan” ketika mengkritik kelompok tersebut.
Melansir MEMO, pengurangan pasokan minyak dapat memacu pemulihan harga minyak yang telah turun menjadi sekitar 90 dolar AS (Rp1,4 juta), dari 120 dolar AS (Rp 1,8 juta) per barel saat tiga bulan lalu, tepatnya ketika muncul kekhawatiran resesi ekonomi global, kenaikan suku bunga AS, dan dolar yang lebih kuat.
Menteri Energi Arab Saudi, Abdulaziz bin Salman, mengatakan bahwa OPEC+ harus proaktif karena bank sentral di seluruh dunia bergerak terlambat mengatasi inflasi, yang melonjak dengan suku bunga yang lebih tinggi.