PBB Serukan Penyelidikan atas Tewasnya Warga Afghanistan di Iran

- Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) meminta penyelidikan atas laporan pembunuhan migran Afghanistan di perbatasan Iran.
- Pihak berwenang Afghanistan belum dapat mengonfirmasi insiden tersebut dan sedang menyelidikinya.
- Iran membantah adanya penembakan di dekat Saravan, provinsi Sistan dan Baluchistan yang bergejolak, yang berbatasan dengan Afghanistan.
Jakarta, IDN Times - Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) menyerukan penyelidikan atas laporan bahwa sekelompok besar migran Afghanistan telah ditembak dan dibunuh di perbatasan Afghanistan-Iran.
"Keprihatinan yang mendalam atas laporan yang mengganggu terkait sebuah insiden pada 14-15 Oktober di provinsi Sistan, distrik Sarbaz, wilayah perbatasan Kala Gan di Iran, dengan tuduhan bahwa sekelompok besar migran Afghanistan ditembaki, yang mengakibatkan kematian dan cedera," kata UNAMA dalam sebuah pernyataan pada Kamis (17/10/2024), dikutip dari The Straits Times.
1. Pihak Afghanistan sedang menyelidiki insiden tersebut
UNAMA juga menyerukan penyelidikan yang menyeluruh dan transparan atas dugaan insiden tersebut, menekankan bahwa hak-hak migran, pengungsi, pencari suaka dilindungi oleh hukum internasional. Meski begitu, pihaknya tidak menyebutkan siapa yang mungkin melakukan serangan yang dituduhkan itu.
Sementara itu, pihak berwenang Afghanistan yang dipimpin oleh Taliban belum dapat mengonfirmasi insiden tersebut karena terjadi di luar perbatasan Afghanistan. Pihaknya mengatakan sedang menyelidikinya.
"Delegasi tingkat tinggi yang terdiri dari pejabat dari kementerian dalam negeri, luar negeri, dan pertahanan telah memulai penyelidikan dan akan menyerahkan laporan setelah faktanya jelas," kata wakil juru bicara pemerintah Hamdullah Fitrat dalam pernyataannya.
Media Afghanistan termasuk Tolo News, melansir laporan para saksi, mengungkapkan lebih dari 200 migran Afghanistan yang memasuki Iran diserang secara ilegal di wilayah Iran. Insiden itu mengakibatkan puluhan orang tewas dan terluka. Media tersebut juga mengutip organisasi HAM Iran, yang mengatakan bahwa penjaga perbatasan Iran telah menyerang para migran.
2. Iran membantah laporan tersebut

Teheran membantah adanya penembakan di dekat Saravan, sebuah kota di provinsi tenggara Sistan dan Baluchistan yang bergejolak, yang berbatasan dengan Afghanistan.
Dalam sebuah unggahan di media sosial X, Duta Besar Iran untuk Afghanistan, Hassan Kazemi Qomi, membantah laporan mengenai 'kematian puluhan warga negara ilegal'. Ia menyalahkan penyebaran berita tersebut atas 'kegilaan media yang berbohong'.
Pernyataan serupa juga dilontarkan oleh seorang komandan penjaga perbatasan provinsi, Reza Shojaei, yang menyebut laporan penembakan itu pada dasarnya salah.
Dalam beberapa bulan terakhir, retorika anti-migran telah meningkat di Iran. Hal ini karena sanksi Barat yang menggerogoti ekonominya. Polisi dan pihak berwenang di negara itu mengisyaratkan bahwa mereka ingin mendeportasi lebih banyak warga Afghanistan, ini mencakup 2 juta migran tak berdokumen dalam enam bulan ke depan, Associated Press melaporkan.
3. Pemindahan kekuasan dari Barat ke Taliban sebabkan ribuan warga Afghanistan tinggalkan negaranya

Pada 2021, ribuan warga Afghanistan meninggalkan negara meraka, ketika Taliban mengambil alih kekuasaan setelah penarikan pasukan Barat yang dipimpin Amerika Serikat dari konflik selama 20 tahun.
Iran dan Pakistan menjadi tujuan bagi jutaan migran Afghanistan, namun keduanya telah melakukan tindakan keras terhadap para pengungsi di dalam perbatasan mereka.
Badan Pengungsi PBB memperkirakan terdapat 3,8 juta orang terlantar yang tinggal di Iran, di mana sebagian besar dari mereka adalah warga Afghanistan. Beberapa pihak di Iran menyatakan jumlah warga Afghanistan bahkan lebih tinggi.