Pemberontak Suriah Kuasai Kota Hama, Assad Kian Terdesak

Jakarta, IDN Times - Kelompok pemberontak Suriah berhasil merebut kota Hama pada Kamis (5/12/2024). Keberhasilan ini dicapai setelah pasukan pemerintah menarik diri dari kota strategis tersebut usai pertempuran sengit selama lima hari.
Kota Hama terletak sekitar 110 kilometer di selatan Aleppo dan menjadi kota penting yang terhubung dengan ibukota Damaskus. Perebutan kota ini terjadi hanya sekitar seminggu setelah pemberontak berhasil mengambil alih Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah.
"Kami memindahkan pasukan ke luar kota untuk melindungi warga sipil dan mencegah pertempuran di kota," ungkap kementerian tersebut, dilansir dari Reuters.
1. Pemberontak Suriah serang Hama dari timur
Kelompok militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) memimpin serangan ke Hama sejak akhir pekan lalu. Pasukan pemberontak bergerak dari arah timur dan berhasil memukul mundur pertahanan tentara pemerintah meski mendapat perlawanan sengit.
Pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Jolani, mengumumkan kemenangan mereka setelah menguasai pusat kota.
"Kemenangan ini akan tanpa balas dendam dan penuh belas kasih," kata al-Jolani, dalam pesannya kepada warga Hama, dilansir dari The Guardian.
Pemberontak juga menguasai penjara pusat Hama dan membebaskan para tahanan. Video yang beredar memperlihatkan tahanan merayakan kebebasan mereka bersama para pejuang di depan kompleks penjara.
Melansir Al Jazeera, pasukan HTS juga berhasil mengambil alih bandara militer di daerah tersebut. Bandara ini awalnya dipakai pasukan pemerintah Suriah untuk melancarkan serangan ke basis pemberontah.
2. Dukungan sekutu Assad terbatas
Jatuhnya Hama menjadi pukulan telak bagi pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. Sekutu-sekutu Assad dinilai tidak dapat membantu banyak untuk pertempuran kali ini.
Rusia, pendukung setia Assad selama ini, sedang fokus pada perangnya di Ukraina. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan Moskow terus memantau situasi di Suriah dan akan menentukan tingkat bantuan yang diperlukan untuk mengatasi pemberontak.
Sekutu lain Suriah, Iran, juga menghadapi kendala. Serangan udara Israel yang meningkat di wilayah Suriah dalam setahun terakhir telah membatasi kemampuan Iran membantu pasukan pemerintah.
Sementara, Pemimpin Hizbullah yang baru, Naim Qassem, menyatakan bakal tetap mendukung Suriah menghadapi serangan pemberontak.
"Kami akan berdiri di sisi Suriah untuk menggagalkan tujuan agresi ini semampu kami," katanya.
Beberapa pejuang dari Irak dilaporkan telah memasuki Suriah awal pekan ini untuk membantu Assad. Pasukan paramiliter Hashd al-Shaabi juga bersiaga di perbatasan Irak-Suriah meski mengklaim hanya bersifat preventif.
3. Pemberontak Suriah bersiap serang kota Homs

Pemberontak kini membidik kota Homs yang berjarak 40 kilometer di selatan Hama. Jatuhnya Homs berisiko memutus akses Damaskus ke wilayah pesisir yang menjadi basis pendukung Assad dari kalangan minoritas Alawi.
"Assad saat ini tidak bisa lagi membiarkan wilayahnya jatuh. Pertempuran selanjutnya akan terjadi di Homs. Jika Homs berhasil direbut, kami akan melihat kemungkinan pergantian rezim di Suriah," kata Jihad Yazigi, editor buletin Syria Report.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan puluhan ribu warga Alawi telah mengungsi dari Homs. Mereka bergerak menuju provinsi pesisir Tartus karena khawatir pemberontak akan melanjutkan serangan ke selatan.
Program Pangan Dunia PBB (WFP) mencatat lebih dari 280 ribu orang terpaksa mengungsi akibat eskalasi kekerasan dalam seminggu terakhir. Sebagian besar pengungsi adalah perempuan dan anak-anak yang terjebak di wilayah konflik, dilansir BBC.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan semua pihak yang berpengaruh membantu mengakhiri perang saudara di Suriah.
"Kita melihat buah pahit dari kegagalan kolektif dalam menciptakan gencatan senjata nasional yang nyata," ungkapnya.