Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Peneliti COVID-19 di AS Bing Liu Tewas Dibunuh Secara Sadis

(Asisten pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh Bing Liu) Universitas Pittsburgh

Jakarta, IDN Times - Teori konspirasi mengenai wabah COVID-19 semakin menguat usai kematian seorang peneliti di Universitas Pittsburgh bernama Bing Liu. Asisten pengajar di Fakultas Kedokteran berusia 37 tahun itu tewas akibat dibunuh pada (2/5) lalu di rumahnya. Stasiun berita BBC, Kamis (7/5) melaporkan Bing sudah dekat dalam penelitiannya terkait COVID-19. 

Lantaran hal itu kencang berembus Bing sengaja dibunuh. Tetapi, menurut keterangan polisi setempat, Bing tewas akibat dibunuh, lalu pelakunya bunuh diri. 

Pelaku diketahui bernama Hao Gu, seorang insinyur piranti lunak. Ia terlihat menembak Bing secara membabi buta. Hal itu terlihat dari bekas luka tembakan yang ada di jenazah Bing. Terdapat luka tembak di bagian kepala, leher, dada, kaki-tangan. 

Menurut detektif yang menyelidiki kasus ini, Bing dan pelaku penembakan Hao, saling mengenal. 

Lalu, apa motif Hao membunuh Bing?

1. Polisi menilai tidak ada bukti Bing Liu tewas karena hasil penelitiannya soal COVID-19

Ilustrasi jenazah. IDN Times/Sukma Shakti

Menurut keterangan polisi setempat, sejauh ini belum ada bukti, Bing dibunuh oleh rekannya Hao karena terkait penelitiannya soal COVID-19. Diduga keduanya sempat cek-cok terkait pasangan yang dekat dengan keduanya. Usai menembak Bing, Liu kemudian bunuh diri di dalam mobilnya. 

Universitas Pittsburgh mengeluarkan keterangan tertulis yang mengaku terkejut atas kematian Bing yang tragis. 

"Bing Liu adalah peneliti profil dan sangat dikagumi di kampus. Pihak universitas menyampaikan rasa duka cita mendalam kepada keluarga Bing Liu, kolega dan teman-temannya dalam situasi sulit ini," demikian pernyataan manajemen kampus yang dikutip oleh stasiun berita CNN pada (7/5). 

2. Rekan Bing Liu berjanji akan melanjutkan penelitiannya

Ilustrasi virus corona. IDN Times/Arief Rahmat

Menurut koleganya, Bing tinggal sedikit lagi menemukan titik terang terkait penularan COVID-19. Bing merupakan warga keturunan Tiongkok. Ia memperoleh gelar sarjana dan titel dokter di bidang ilmu komputer di Singapura. Kemudian, ia melanjutkan penelitiannya di Negeri Paman Sam. 

Berdasarkan resumenya, saat masih hidup Bing telah bekerja sama dengan beragam ahli bidang biologi dan klinis untuk mempelajari kekebalan tubuh manusia. Usai Bing tewas, rekan-rekannya berjanji akan meneruskan penelitiannya. 

3. Teori konspirasi menyebut Bing Liu dibunuh karena ia menemukan fakta virus corona dibuat di laboratorium di AS

(Ilustrasi warga AS tengah ikut pemilihan primer di Illinois) ANTARA FOTO/REUTERS/Daniel Acker

Teori konspirasi kencang berhembus di Tiongkok. Salah satu aplikasi pesan pendek seperti WhatsApp di Tiongkok, Weibo menilai kematian Bing mirip seperti yang terjadi di film Mission Impossible. Menurut warganet, Bing diduga mengetahui bukti bahwa virus corona sesungguhnya dibuat di laboratorium yang dibuat di AS. 

Komentar senada dari warganet juga mengindikasikan hal yang sama. Bing sengaja dibunuh karena hasil penelitiannya sudah berhasil asal mula virus corona yang hingga kini masih jadi misteri. 

Beberapa pejabat tinggi dan media di Tiongkok sebelumnya terus menggaungkan bahwa virus itu pertama kali muncul di AS. Kemudian, pasokan AS membawa virus itu ke Wuhan. Sama seperti klaim Presiden Trump, pernyataan itu juga tidak didasari bukti apapun. 

Tetapi, pengguna platform Weibo justru menilai kasus ini semakin seru. 

"Ini semua tidak mungkin hanya kebetulan," kata seorang warganet. 

"Sungguh, sebuah kasus yang tidak biasa. Sepertinya ada rahasia yang akan tetap tidak terungkap," tutur warganet lainnya di Tiongkok. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us