Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kanada-Meksiko Siapkan Balasan Tarif 25 Persen Trump

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. (Michael Vadon, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Kanada dan Meksiko bersiap menghadapi tarif 25 persen yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Para pejabat di kedua negara telah menyusun rencana untuk membalas Washington dengan tarif mereka sendiri, sehingga meningkatkan prospek perang dagang yang merugikan.

Trump telah berulang kali berjanji pada kampanyenya untuk menggunakan tarif guna menghidupkan kembali perekonomian AS. Dia mengabaikan kekhawatiran para ekonom bahwa kebijakan tarif justru akan memperburuk inflasi daripada menurunkan harga dengan cepat, seperti yang dijanjikan Trump, mengutip The Guardian.

Dunia usaha di Negeri Paman Sam dan seluruh dunia telah memperingatkan soal gangguan yang meluas jika Trump melanjutkan kebijakan tersebut. Meski demikian, dia mengklaim pemerintahannya akan mengumpulkan ratusan hingga triliunan dolar melalui tarif.

1. Tarif 25 persen ke Kanada dan Meksiko akan berlaku pada 1 Februari

Trump akan menindaklanjuti ancamannya untuk menerapkan tarif 25 persen kepada Kanada dan Meksiko. Kebijakan itu akan berlaku pada 1 Februari, yang menjadi batas waktu kedua negara menyelesaikan kekhawatiran AS terkait migran ilegal. 

Meski begitu, Trump menambahkan bahwa keputusan mengenai apakah kebijakan tersebut akan mencakup impor minyak dari kedua negara tersebut belum diambil.

Impor minyak Kanada dan Meksiko yang terkena pajak akan berisiko melemahkan janji Trump untuk menurunkan biaya hidup. Biaya tarif impor energi yang dibebankan kepada dunia usaha dan konsumen dapat menimbulkan kenaikan harga mulai dari bensin hingga bahan makanan. Sekitar 40 persen minyak mentah AS diimpor, yang sebagian besar berasal dari Kanada.

Dilansir BBC, Trump mengatakan langkahnya bertujuan mengatasi sejumlah besar migran tidak berdokumen dan fentanyl yang melintasi perbatasan AS, serta defisit perdagangan dengan negara-negara tetangganya. Dia juga berencana mengenakan tarif baru terhadap China, yang pada awal bulan ini ditetapkan sebesar 10 persen. 

2. Tindakan balasan Kanada dan Meksiko terkait Kebijakan tarif Trump

ilustrasi bendera Kanada (unsplash.com/Praveen Kumar Nandagiri)

Tarif balasan tahap pertama Kanada hanya akan menimbulkan kerugian minimal bagi AS, yang mencakup 37 miliar dolar Kanada (setara Rp416 triliun). Jika diperlukan, Ottawa berencana meningkatkannya dengan menerapkan tarif terhadap barang-barang senilai 110 miliar dolar Kanada (setara Rp1.239 triliun).

"Pada pemerintahan Trump, tidak ada aturan. Tidak ada rasa hormat terhadap perjanjian atau kesepakatan internasional. Tanda tangan AS pada dokumen internasional tidak lagi bernilai," kata pengacara perdagangan internasional dan peneliti senior di CD Howe Institute, Lawrence Herman. 

Sementara itu, Meksiko mengirimkan sinyal telah siap untuk melakukan lebih banyak tindakan terhadap migrasi dan perdagangan fentanyl. Pihaknya optimistis kebijakan tarif Trump tidak akan terjadi dan berupaya untuk mengecilkan prospek perang dagang.

Ekspor menyumbang sekitar 40 persen produk domestik bruto (PDB) Meksiko, di mana lebih dari 80 persen di antaranya ditujukan ke AS. Mantan kepala perunding Meksiko, Smith Ramos, mengatakan meski negara tersebut akan mencoba mendiversifikasi pasar ekspornya, itu tidak akan pernah bisa menggantikan pasar AS dengan negara lain. 

3. Kebijakan tarif Trump dan pembalasannya menimbulkan risiko resesi

Presiden terpilih AS, Donald Trump. (Shaleah Craighead, Public domain, via Wikimedia Commons)

Asisten profesor di Cornell University, Wendong Zhang, mengatakan Kanada dan Meksiko akan menjadi yang paling menderita di bawah tarif 25 persen Trump dan pembalasan proporsional keduanya. Para pejabat Ottawa mengatakan negaranya akan memberikan dukungan keuangan tingkat pandemi kepada pekerja dan dunia usaha jika tarif AS diberlakukan.

"Kanada dan Meksiko masing-masing akan kehilangan 3,6 persen dan 2 persen PDB riil, sementara AS akan menderita kerugian PDB riil sebesar 0,3 persen," ungkap Zhang.

Tony Stillo dari Oxford Economics mengatakan, tarif yang diterapkan Trump dan respons Ottawa dapat menyebabkan Kanada jatuh ke dalam resesi tahun ini. Sementara Washington berisiko mengalami resesi yang dangkal. Selain itu, Meksiko juga berpotensi menghadapi situasi serupa dengan Kanada. 

Menurut Peterson Institute for International Economics (PIIE), impor barang dagang AS dari Kanada dan Meksiko sebagian besar bebas bea atau dengan rata-rata tarif yang sangat rendah. Kenaikan tarif dapat mengejutkan pembeli industri dan konsumen, sehingga akan berdampak pada segala hal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Angga Kurnia Saputra
EditorAngga Kurnia Saputra
Follow Us