Perang Israel-Hamas di Gaza Tewaskan Lebih dari 25 Ribu Nyawa

Jakarta, IDN Times – Otoritas Kesehatan Jalur Gaza melaporkan, sebanyak 25.105 warga Palestina telah tewas dan 62.681 terluka akibat serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Sekitar 178 warga Palestina tewas dan 293 luka-luka dalam serangan 24 jam terakhir.
Gempuran Israel juga menyebabkan 1,7 juta orang tinggal di pengungsian, 85 persen orang kehilangan tempat tinggal, dan lebih dari 47 persen korban adalah anak-anak.
Perang juga menyebabkan lebih dari 360 ribu tempat tinggal hancur, 378 fasilitas pendidikan rusak, 221 rumah ibadah rata dengan tanah, bahkan 122 ambulans juga jadi korban, dikutip dari data Al Jazeera hingga 21 Januari 2024.
1. Israel belum ada rencana untuk hentikan serangan

Di tengah kerusakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan komitmennya untuk tidak berhenti menggempur Gaza.
“Saya tidak akan berkompromi mengenai kendali penuh keamanan Israel atas seluruh wilayah di barat Yordania, dan ini bertentangan dengan negara Palestina,” kata Netanyahu dalam unggahannya di X.
Hal ini memperkuat penolakannya terhadap negara Palestina sehari setelah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden melalui panggilan telepon, yang telah menawarkan dukungan tanpa syarat kepada Israel dalam perangnya di Gaza.
2. Prancis dukung pendirian Palestina

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Perancis yang baru diangkat, Stephane Sejourne, menegaskan perlunya menghormati hak kedaulatan rakyat Palestina.
“Prancis akan tetap setia pada komitmennya untuk mencapai tujuan ini,” katanya.
Pandangan Sejourne muncul setelah komentar Netanyahu, yang menyatakan penolakannya terhadap gagasan negara Palestina.
3. UEA ingatkan AS untuk jangan tunda perdamaian

Uni Emirat Arab (UEA) mendesak AS untuk segera mendukung gencatan senjata Israel di Jalur Gaza. Laporan tersebut memperingatkan bahwa risiko konflik regional semakin meningkat setiap harinya, seiring perang yang telah berlangsung selama tiga bulan.
“Kita membutuhkan gencatan senjata kemanusiaan sekarang, kita tidak bisa menunggu 100 hari lagi. Risikonya tinggi, perang di Gaza jelas merupakan luka terbuka dan mengganggu stabilitas kawasan,” kata Duta Besar UEA untuk PBB, Lana Nusseibeh, seraya menambahkan bahwa AS dapat memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan, dikutip dari The Straits Times pada Minggu (21/1/2024).
Peringatan dari salah satu sekutu Washington di kawasan ini menandai tingkat kekhawatiran baru mengenai serangan yang melibatkan Israel, Iran dan proksinya serta pasukan AS. Pertempuran terus berlanjut di Gaza di tengah kehancuran yang meluas dan melonjaknya jumlah korban warga sipil.