PM Israel Kekeuh Tak Ingin Gencatan Senjata dengan Hamas

Jakarta, IDN Times – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tetap mengesampingkan usulan gencatan senjata dengan Palestina. Langkah ini dilakukan meskipun ada tekanan dari Barat untuk melakukan jeda kemanusiaan, guna mengizinkan bantuan penting ke jalur Gaza.
“Israel terus mengerahkan seluruh kekuatannya dan menolak gencatan senjata sementara yang tidak mencakup kembalinya sandera kami,” kata Netanyahu setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, Jumat (3/11/2023), dilansir Al Jazeera.
Sejak 7 Oktober, Hamas menyandera sekitar 240 orang dalam serangannya yang menewaskan hampir 1.400 orang Israel. Sementara itu, lebih dari 9.200 warga Gaza telah tewas sebagai serangan balasan.
1. Kunjungan Blinken ke Israel

Pada Jumat, Blinken mengadakan kunjungan langsung ke Israel. Ia sekali lagi menegaskan posisi Israel yang memiliki hak untuk membela diri dan mendesak negara itu untuk menjamin perlindungan warga sipil.
“Kami berpegang teguh pada proposisi bahwa Israel tidak hanya memiliki hak, tetapi juga kewajiban untuk mempertahankan diri guna melakukan segala kemungkinan untuk memastikan bahwa 7 Oktober tidak akan pernah terjadi lagi,” kata Blinken.
Blinken juga menegaskan agar tidak ada pihak kedua dan ketiga yang terlibat dalam konflik itu. Ia juga menyerukan urgensi jeda kemanusiaan untuk melindungi warga sipil Palestina.
“Sehubungan dengan Lebanon, Hizbullah, dan Iran, kami sudah sangat jelas sejak awal bahwa kami bertekad tidak akan ada front kedua atau ketiga yang dibuka dalam konflik ini,” ungkapnya.
2. Hizbullah terbuka untuk segala kemungkinan

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada Jumat mengatakan bahwa siapa pun yang ingin mencegah perang regional, harus segera menghentikan perang di Jalur Gaza.
“Nasrallah mengulangi bahwa semua opsi di Lebanon terbuka. Ia mengatakan Hizbullah siap menghadapi segala kemungkinan,” kata Nasrallah.
Menyikapi penempatan kapal perang AS di wilayah teluk, Nasrallah mengatakan Hizbullah tidak terintimidasi sama sekali. Dia juga mengatakan, eskalasi lebih lanjut di front Lebanon adalah kemungkinan yang nyata. Ia juga menguraikan dua tujuan Hizbullah.
“Yang pertama adalah menghentikan perang di Gaza dan yang kedua agar Hamas menang dalam perang ini,” katanya.
3. Jumlah korban terus meningkat

Konflik antara Hamas dan Israel masih terus berlanjut. Pada Kamis, Israel mengklaim telah mengepung Gaza dengan memobilisasi pasukan darat beserta tank-tanknya.
Sejauh ini, lebih dari 9.200 warga Palestina di Gaza tewas akibat serangan balasan Israel.
Nasrallah mengatakan bahwa sudah 57 pejuang Hizbullah telah terbunuh dalam perang melawan Israel. Di hari sebelumnya, Hizbullah menembakkan roket ke perbatasan Israel, lalu direspons dengan serangan balasan.