Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Polandia Minta AS Kirim Senjata Nuklir ke Negaranya

Bendera Polandia. (unsplash.com/jadziaphotographs)

Jakarta, IDN Times - Presiden Polandia Andrzej Duda, pada Rabu (12/3/2025), meminta Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengirimkan senjata nuklir ke negaranya. Ia menyebut, pertahanan timur NATO membutuhkan senjata ampuh untuk mencegah agresi Rusia. 

Pekan lalu, Polandia menyambut baik rencana Prancis untuk memperluas payung perlindungan nuklir ke negara tetangganya. Warsawa mengatakan bahwa rencana Paris tersebut penting untuk menjamin keamanan di seluruh Eropa dari ancaman Rusia. 

1. Keberadaan senjata nuklir akan menjamin keamanan di Eropa Timur

Duda mengatakan, keberadaan senjata nuklir di Polandia penting untuk mengamankan Polandia dan negara di kawasan Eropa Timur dari ancaman Rusia di masa yang akan datang. 

"Oni bukanlah satu-satunya cara, tapi ini akan lebih baik jika senjata tersebut sudah berada di sini. Perbatasan NATO berubah ke timur pada 1999. Maka 26 tahun kemudian harus ada perubahan infrastruktur NATO ke arah timur. Bagi saya, ini sangat pasti," terangnya, dikutip dari Politico

Menurut dia, Rusia tanpa ragu mengirimkan senjata nuklirnya ke Belarus. Duda menyebut bahwa Moskow selama ini tidak membutuhkan izin dari negara lain mengenai pengiriman senjata mematikan tersebut. 

Sejak tahun lalu, Duda mengaku siap menampung senjata nuklir dari AS di tengah berkecamuknya perang Rusia-Ukraina. Namun, pengiriman senjata nuklir AS ke Polandia dianggap sebagai langkah provokatif oleh Rusia. 

2. Tusk minta Turki berperan dalam perdamaian di Ukraina

Pada hari yang sama, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengunjungi Ankara untuk bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Turki diminta untuk berperan penting dalam proses perdamaian di Ukraina. 

"Saya sudah menyerahkan proposal kepada Presiden Erdogan untuk memberikan peran Turki dalam proses perdamaian, penjamin stabilitas, dan keamanan di seluruh kawasan. Kami tahu bahwa apa yang kami inginkan untuk Ukraina, apa yang kami inginkan untuk kawasan, apa yang kami inginkan untuk Eropa," ungkapnya, dikutip BNE Intellinews.

Sementara itu, Erdogan mengungkapkan bahwa keputusan Ukraina menerima proposal gencatan senjata selama 30 hari yang diusung AS adalah kabar positif. Ia mengharapkan Rusia menerima proposal tersebut. 

3. Rusia tolak perluasan perlindungan senjata nuklir Prancis

Bendera Rusia (unsplash.com/borbus)

Pekan lalu, Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov menolak rencana Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk memperluas payung perlindungan nuklir ke negara-negara tetangganya di Eropa. 

"Pernyataan tersebut sangatkan konfrontasional. Ini menunjukkan bahwa Prancis menginginkan perang di Ukraina terus berlanjut. Ini adalah retorika soal senjata nuklir dan klaim kepemimpinan Prancis terkait nuklir di Eropa," tuturnya, dilansir The Moscow Times

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memperingatkan bahwa pernyataan Macron sebenarnya ancaman bagi Rusia. Ia menolak tudingan Rusia adalah ancaman bagi Eropa. 

Sementara, pernyataan Macron terkait perluasan perlindungan senjata nuklir diumumkan menyusul kemungkinan AS mengubah kebijakan transatlantiknya dan tidak lagi bersedia menjamin keamanan di Eropa. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us