Polisi AS Tangkap Pria Bawa Obor di Capitol saat Hari Pemilu

Jakarta, IDN Times – Polisi Amerika Serikat (AS) menahan seorang pria yang membawa obor dan suar saat memasuki Gedung Capitol pada Selasa (5/11/2024). Petugas mengatakan, pria tersebut berbau bahan bakar.
"Petugas kami baru saja menangkap seorang pria yang dihentikan selama proses pemeriksaan di Capitol Visitor Center. Pria itu berbau seperti bahan bakar, membawa senter dan pistol suar," kata Kepolisian Capitol AS, dilansir dari Xinhua.
Seorang petugas juga mengatakan, pria itu memiliki dua wadah yang ketika dibuka oleh polisi berbau seperti bensin.
1. Gedung Capitol ditutup sementara
Imbas dari kejadian tersebut, Capitol ditutup untuk tur sementara pada hari itu. Adapun penyelidikan masih berlangsung.
”Penyelidik melacak pergerakan tersangka sebelumnya dan menemukan kendaraannya berada di Jalan 9th dan Maryland Avenue, NE di Washington, DC, yang baru saja disterilkan,” menurut Kepolisian Capitol AS.
Insiden ini semakin diwaspadai mengingat kejadian pada 2021, saat pendukung kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump, menerobos masuk ke dalam Gedung Capitol. Ratusan anggota parlemen mengungsi saat itu.
2. Trump janji tak ada aksi kekerasan

Trump sempat mengatakan bahwa dia tak akan melakukan kekerasan seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
"Saya tidak perlu memberitahu mereka bahwa tidak akan ada kekerasan. Tentu saja tidak akan ada kekerasan. Para pendukung saya bukanlah orang-orang yang suka melakukan kekerasan," kata Trump, dilansir dari Al Arabiya, Rabu (6/11/2024).
Trump juga siap mengakui kekalahannya jika ia tidak menang dalam pemilihan kali ini. Namun, ia mengaku hanya akan kalah jika pemilihan ini memang dilakukan secara adil.
"Jika saya kalah dalam pemilu, jika itu pemilu yang adil, saya akan menjadi orang pertama yang mengakuinya. Sejauh ini saya pikir itu adil," kata Trump.
3. Trump diprediksi menang dalam pemilihan ini

Hasil perhitungan cepat yang dimulai pada Rabu menunjukkan bahwa Trump kini lebih unggul dibanding pesaingnya, Kamala Harris. Dilansir Reuters, pada pukul 11.45 WIB, Trump unggul 230 electoral vote, sementara Harris hanya 165.
Editor Data Daily Telegraph, Ben Butcher, mengatakan bahwa ia memprediksi Trump akan memang dalam pemilihan kali ini.
“Dalam beberapa hari terakhir kampanye, Trump unggul di lima dari tujuh negara bagian yang menjadi penentu, cukup untuk menempatkannya di Gedung Putih,” katanya.
Ia menambahkan bahwa kampanye Harris telah kehilangan momentum. Menurut jajak pendapat, ia kini kehilangan popularitas. Jalannya menuju Gedung Putih kini bergantung pada kemenangannya di Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin atau Nevada.