Polisi Korsel Geledah Tiga Lokasi Terkait Jeju Air

- Kepolisian Korea Selatan menggeledah tiga lokasi terkait kecelakaan pesawat Jeju Air yang menewaskan 179 orang.
- Operasi penyelidikan fokus pada dugaan kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian penumpang dan awak pesawat dalam kecelakaan tersebut.
- Investigasi melibatkan otoritas Korea Selatan, Amerika Serikat, dan tim gabungan dari Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB), Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA), serta pihak Boeing.
Jakarta, IDN Times - Polisi Korea Selatan menggeledah tiga lokasi pada Kamis (2/1/2025) terkait kecelakaan pesawat Jeju Air yang menewaskan 179 orang. Tim kepolisian menyisir Bandara Internasional Muan, kantor pusat Jeju Air di Seoul, dan kantor penerbangan regional.
Operasi dimulai pukul 9 pagi waktu setempat. Penyelidikan polisi berfokus pada dugaan kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian penumpang dan awak pesawat dalam kecelakaan tersebut.
Kecelakaan terjadi pada Minggu (29/12/2024) saat pesawat Boeing 737-800 Jeju Air penerbangan 2216 mengalami pendaratan darurat di Bandara Muan. Pesawat mendarat tanpa roda pendarat sebelum menabrak penghalang beton dan terbakar. Hanya dua pramugari yang selamat dari total 181 orang di pesawat tersebut.
Proses investigasi kecelakaan pesawat Jeju Air ini melibatkan otoritas Korea Selatan dan Amerika Serikat. Insiden ini dinilai sebagai yang terburuk sepanjang sejarah penerbangan Korea Selatan.
1. Kepolisian sita berbagai dokumen
Melansir Al Jazeera, tim kepolisian Provinsi Jeonnam melakukan operasi penggeledahan dan penyitaan dokumen di tiga lokasi tersebut. Polisi menyita data terkait operasional dan perawatan pesawat serta fasilitas bandara.
Pihak kepolisian berjanji bekerja cepat menyelidiki kasus ini.
"Kepolisian akan menentukan penyebab dan tanggung jawab kecelakaan ini secara cepat dan ketat sesuai hukum dan prinsip yang berlaku," tutur mereka, dilansir The Guardian.
Juru bicara Jeju Air menyatakan pihaknya sedang memeriksa situasi terkait penggeledahan ini. Sementara itu, operator bandara belum memberikan tanggapan resmi atas operasi yang dilakukan polisi.
Tim investigasi menemukan fakta bahwa pilot sempat melaporkan tabrakan burung sebelum berusaha melakukan pendaratan darurat. Namun, penyebab kegagalan mekanis pada roda pendarat masih dalam penyelidikan.
2. Proses investigasi yang sedang berlangsung
Tim gabungan investigasi juga terdiri dari Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB), Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA), dan pihak Boeing.
Melansir Reuters, data dari black box akan dianalisis di Amerika Serikat karena mengalami kerusakan. Sementara itu, proses pengolahan data perekam suara kokpit diperkirakan rampung pada hari Jumat (3/1/2025).
Kementerian Transportasi Korea Selatan melakukan inspeksi khusus terhadap 101 pesawat Boeing 737-800. Enam maskapai penerbangan Korea Selatan mengoperasikan tipe pesawat serupa dengan yang mengalami kecelakaan ini, dilansir CNA.
Pengamat mempertanyakan posisi penghalang beton di ujung landasan pacu. Penghalang tersebut menjadi penyebab ledakan dan kebakaran hebat setelah pesawat gagal mendarat.
"Struktur beton yang kaku ini terbukti menjadi bencana saat pesawat yang tergelincir menabraknya. Pemasangan antena navigasi di struktur beton yang kokoh seperti itu sangat mengkhawatirkan, berbeda dari instalasi menara atau tiang logam standar," ujar Najmedin Meshkati, profesor teknik dari University of Southern California.
3. Respons pemerintah Korea Selatan
Presiden sementara Korea Selatan, Choi Sang-mok, menginstruksikan pemeriksaan keselamatan darurat pada operasi penerbangan nasional. Pemeriksaan khusus dilakukan pada sistem roda pendarat seluruh armada Boeing 737-800.
"Mengingat besarnya kekhawatiran publik terhadap model pesawat yang sama dengan yang terlibat dalam kecelakaan ini, Kementerian Transportasi dan lembaga terkait harus melakukan inspeksi menyeluruh terhadap perawatan operasional, pendidikan, dan pelatihan," kata Choi.
Polisi juga diminta menindak tegas penyebaran berita palsu dan pesan jahat di media sosial terkait kecelakaan ini. Langkah ini diambil seiring meningkatnya kekhawatiran publik terhadap keselamatan penerbangan.
Sementara itu, altar peringatan telah didirikan di dekat lokasi kecelakaan. Ratusan warga mengantri panjang memberikan penghormatan terakhir kepada para korban.