Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Polisi Uganda Buru Kelompok Penyerang Sekolah yang Tewaskan 41 Orang

ilustrasi garis polisi (IDN Times/Mardya Shakti)
ilustrasi garis polisi (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Pertahanan Uganda, Felix Kulayigye, mengatakan pasukannya tengah memburu para penyerang kelompok militan Allied Democratic Forces (ADF) yang telah menyerang sebuah sekolah di distrik Kasese pada Jumat malam (16/6/2023) waktu setempat. Akibat serangan ini sedikitnya 41 orang tewas. 

"Pasukan kami mengejar musuh untuk menyelamatkan mereka yang diculik dan menghancurkan kelompok ini," kata Kulayigye di Twitter.

Polisi setempat sebelumnya menyebutkan para penyerang tersebut melarikan diri menuju Taman Nasional Virunga, taman nasional tertua dan terbesar di Afrika yang merupakan rumah bagi spesies langka.

1. Para pelaku juga meledakkan bom

Melansir BBC, selain melakukan pembunuhan, pembakaran, dan penjarahan toko makanan, para penyerang juga diduga meledakkan bom di Sekolah Menengah Lhubiriha di Mpondwe yang berlokasi sekitar 2 kilometer dari perbatasan DRC.

“Sebuah asrama dibakar dan toko makanan dijarah. Sejauh ini 25 jenazah telah ditemukan dari sekolah dan dipindahkan ke Rumah Sakit Bwera,” kata pihak kepolisian melalui Twitter, dikutip dari Associated Press.

2. Jumlah korban tewas dan diculik masih dalam proses verifikasi

Joe Walusimbi, pejabat yang mewakili presiden Uganda di Kasese, mengatakan kepada Associated Press bahwa pihak berwenang berusaha memverifikasi jumlah korban tewas dan mereka yang diculik.

"Beberapa mayat terbakar tanpa bisa dikenali," katanya.

Winnie Kiiza, seorang pemimpin politik yang berpengaruh dan mantan anggota parlemen dari wilayah tersebut, mengutuk serangan Jumat malam itu melalui tweet-nya.

"Serangan terhadap sekolah tidak dapat diterima dan merupakan pelanggaran berat terhadap hak-hak anak," katanya, seraya menambahkan bahwa sekolah harus selalu menjadi tempat yang aman bagi setiap siswa.

3. ADF diyakini bertanggungjawab terhadap banyak serangan selama beberapa tahun terakhir

ADF yang dibentuk di Uganda timur pada 1990-an telah lama menentang kekuasaan Presiden Uganda Yoweri Museveni, sekutu keamanan AS yang berkuasa sejak 1986.

Setelah dikalahkan oleh militer pada tahun 2001, ADF pindah ke provinsi Kivu Utara di DRC. Sejak saat itu, kelompok tersebut telah beroperasi dari dalam DRC selama dua dekade terakhir. 

ADF yang juga memiliki hubungan dengan kelompok Negara Islam (ISIL) dituduh melancarkan banyak serangan terhadap warga sipil dalam beberapa tahun terakhir, terutama terhadap komunitas sipil di bagian terpencil di DRC timur.

Mengutip Al Jazeera, kelompok tersebut diyakini bertanggung jawab atas pembunuhan 36 orang pada bulan Maret di desa Mukondi, di DRC timur. Pihak berwenang Uganda juga menyalahkan kelompok itu atas serangan bom bunuh diri yang mematikan di ibu kota, Kampala, pada 2021.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us