Prabowo Berbagi Cerita di Balik Kunjungan ke Luar Negeri 16 Hari

Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto berbagi cerita tentang pengalamannya selama 16 hari melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Dalam lawatan tersebut, Prabowo menghadiri KTT APEC dan G20, serta bertemu sejumlah pemimpin ekonomi global dan pelaku bisnis dari berbagai negara.
"Saya baru saja pulang dari suatu lawatan cukup lama dan cukup intensif 16 hari, kalau dipotong perjalanan bisa dikatakan tetap perjalanan ya mungkin 48 jam lebih," ujar Prabowo di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di gedung BI, Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2024).
Menurut Prabowo, hampir semua pihak yang ditemui, sepakat Indonesia memiliki posisi strategis dan potensi besar untuk menjadi negara maju, didukung kekayaan sumber daya alam (SDA) yang luar biasa.
"Hampir seluruh konsensus melihat bahwa memang Indonesia dalam posisi yang sungguh sangat menguntungkan. Dari segi sumber daya, kita memiliki hampir semua elemen yang diperlukan untuk sebuah negara maju, hampir semua elemen," ucap dia.
Prabowo menjelaskan, kekayaan alam Indonesia meliputi mineral, tanaman, hingga kekayaan laut, yang semuanya sangat dibutuhkan untuk pembangunan negara maju dan teknologi tinggi. Namun, ia juga mengakui, masih banyak pihak di dalam negeri yang belum menyadari dampak besar dari kepemilikan sumber daya tersebut.
"Kita paham kekayaan kita, kita paham, kita mengerti. Tapi banyak di antara kita yang sesungguhnya tidak menyadari apa efek, apa impact daripada kepemilikan kita terhadap sumber-sumber daya tersebut," kata dia.
"Sumber-sumber daya dan mineral-mineral kritis yang dikatakan critical minerals, yang dibutuhkan untuk negara industri teknologi tinggi. Karena itu pelaku-pelaku perbankan terutama mereka-mereka yang bertanggung jawab atas kebijakan umum atas regulasi dari pihak pemerintah," sambungnya.
Prabowo juga mengapresiasi kontribusi berbagai pihak, termasuk Gubernur Bank Indonesia, otoritas keuangan, menteri, dan para pendahulunya, yang telah menjaga pengendalian ekonomi Indonesia tetap stabil dan dihormati dunia internasional.
"Saya hadir di KTT tersebut kurang dari sebulan berkuasa, kurang satu bulan menjabat, saya sudah dihormati. Bukan Prabowo yang dihormati, Indonesia yang dihormati," imbuhnya.