Presiden Belarus Ungkap Adanya Pengiriman Rudal Oreshnik

- Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, akan menempatkan rudal balistik antarbenua Oreshnik di negaranya.
- Lukashenko mengklaim bahwa Belarus memiliki kendali penuh atas penggunaan senjata tersebut tanpa memberikan bukti.
- Kepala Pusat Pencegahan Disinformasi Ukraina menyebut pernyataan Lukashenko hanyalah taktik menakut-nakuti dan Putin berupaya menutupi fakta terkait dua percobaan peluncuran rudal Oreshnik yang gagal.
Jakarta, IDN Times - Presiden Belarus Alexander Lukashenko, pada Selasa (10/12/2024), mengungkapkan rencana pengiriman rudal balistik antar-benua (ICBM) Oreshnik di negaranya. Ia bahkan mengklaim sejumlah senjata nuklir Rusia sudah dikirimkan ke Belarus.
Pekan lalu, Lukashenko dan Presiden Rusia Vladimir Putin sudah menyetujui perjanjian keamanan bersama. Kesepakatan itu disebut untuk mengamankan kedua negara dari ancaman Barat, dengan ini termasuk mengirimkan rudal balistik antarbenua Oreshnik ke Belarus.
1. Klaim pengiriman rudal Oreshnik bukan lelucon
Lukashenko mengungkapkan bahwa sudah menyiapkan sekitar 30 lokasi untuk menempatkan rudak Oreshnik di Belarus. Ia menyebut, pengiriman rudal tersebut bukanlah sebuah lelucon dan itu benar dilakukan.
"Banyak yang mengatakan ini semua hanyalah lelucon, tidak ada yang mengirimkan senjata apapun. Kami sudah melakukannya. Lelucon ini maksudnya mereka melewatkannya. Mereka tidak menyadari bagaimana kami mengirimkannya," terangnya, dikutip RFE/RL.
Tanpa memberikan bukti, Lukashenko menyebut bahwa Belarus akan tetap mengontrol penuh arah sasaran dari misil tersebut. Ia mengklaim, Belarus memiliki kendali penuh atas penggunaan senjata tersebut.
Ia menambahkan, Oreshnik bukanlah senjata nuklir, tapi memiliki kekuatan yang besar. Ia pun menyebut menampung senjata nuklir merupakan tanggung jawab besar dan hanya satu negara yang pernah menembakkannya, yakni Amerika Serikat (AS).
2. Ukraina sebut Belarus hanya berniat menakut-nakuti
Menanggapi pengiriman rudal Oreshnik ke Belarus, Kepala Pusat Pencegahan Disinformasi Ukraina, Andrii Kovalenko mengatakan bahwa pernyataan Lukashenko hanyalah sebuah taktik menakut-nakuti.
"Pada saat ini, langkah tersebut hanyalah sebuah narasi informatif. Selain itu, pengiriman rudak Oreshnik tidak akan meningkatkan ancaman kepada Ukraina maupun NATO, jika karena ini tidak berbeda dari yang diluncurkan dari Kapustin Yar atau dari Belarus," tuturnya, dilansir RBC Ukraine.
Ia menambahkan, semua diskusi dari Lukashenko hanya berfungsi menakut-nakuti warga di Ukraina dan negara-negara Barat. Ia mengklaim rudal Rusia tidak dapat menembus sistem pertahanan udara dan menyerukan pengiriman sistem pertahanan udara.
Kovalenko juga mengatakan bahwa Putin berupaya menutup-nutupi fakta terkait dua percobaan peluncuran rudal Oreshnik tersebut telah gagal.
3. Tsikhanouskaya desak warga turun ke jalan untuk lengserkan Lukashenko
Pemimpin oposisi Belarus, Sviatlana Tsikhanouskaya meminta warga untuk bersiap dalam demonstrasi untuk menggulingkan rezim Lukashenko. Ia menyebut bahwa Lukashenko dan pemimpin sepertinya dapat dikalahkan.
"Saya ingin warga bersiap untuk menggunakan kesempatan sebaik mungkin dan turun ke jalan hingga menggulingkan rezim itu. Namun, kami harus merasakan pemicunya terlebih dahulu dan memanfaatkan momen yang tepat. Pada saat itu, kita dapat menggulingkannya," ungkapnya, dilansir Politico.
Ia menambahkan, Lukashenko sudah memimpin Belarus sejak 1994 dan akan kembali mencalonkan dalam pilpres tahun depan. Ia percaya pilpres tersebut akan diliputi dengan kecurangan untuk melanggengkan kekuasaannya.