Sekjen PBB Sebut Dunia Sedang Menuju Neraka Iklim

Pilih kerja sama atau bunuh diri kolektif, kata Guterres

Jakarta, IDN Times - Pada hari pertama konferensi tingkat tinggi (KTT) Iklim COP27 di Mesir, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres memberikan pidato yang berapi-api. Dia mengatakan bahwa dunia saat ini sedang berada di jalur menuju neraka iklim.

Dalam kesempatan tersebut, Guterres juga mengatakan dua negara pencemar di dunia, Amerika Serikat (AS) dan China, harus bekerja sama untuk mengatasi krisis iklim. Dia memberikan pilihan, kerja sama atau binasa bersama.

1. Perubahan iklim tidak akan berhenti tanpa campur tangan manusia

Para pakar iklim telah menyerukan untuk meningkatkan kewaspadaan, bahwa waktu hampir habis untuk mencegah bencana kenaikan suhu di Bumi. Namun peringatan tersebut saat ini terpecah dengan adanya fokus lain yakni perang Rusia di Ukraina.

Pemanasan global yang memicu krisis iklim di berbagai belahan dunia telah mengancam akan menghancurkan umat manusia. KTT COP27 diharapkan dapat memberi langkah nyata untuk bertindak bagi semua negara.

"Bukankah ini saatnya untuk mengakhiri semua penderitaan ini. Perubahan iklim tidak akan pernah berhenti tanpa campur tangan kita. Waktu kita di sini terbatas dan kita harus menggunakan setiap detik yang kita miliki," kata Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sissi, dikutip Associated Press.

El-Sisi telah menyerukan agar diakhiri perang Rusia di Ukraina. Dalam pidatonya, dia dinilai mengeluarkan argumen yang lebih bersikap lembut dibandingkan dengan Sekjen PBB.

Baca Juga: Keren, Mahasiswa Universitas BSI Jadi Delegasi RI di COP27 PBB Mesir

2. Pilih kerja sama atau bunuh diri kolektif

Sekjen PBB Sebut Dunia Sedang Menuju Neraka Iklimilustrasi kapal tongkang pembawa batubara (Unsplash.com/Justin Wilkens)

Sekitar 100 pemimpin negara bertemu di Sharm el-Sheikh, resor mewah di Mesir. Mereka menghadapi seruan agar memperdalam pengurangan emisi karbon dan mendukung negara berkembang, yang sudah menderita akibat kenaikan suhu global.

Dalam kesempatan itu, Guterres mengeluarkan argumen yang keras untuk mengingatkan para pemimpin negara yang hadir.

"Umat manusia memiliki pilihan, bekerja sama atau binasa. Ini adalah pakta solidaritas iklim atau pakta bunuh diri kolektif," kata Guterres, dikutip dari Al Jazeera.

Guterres mendesak negara-negara kaya yang banyak menghasilkan emisi karbon untuk membantu negara miskin yang menderita akibat perubahan iklim. Dia juga menyerukan kesepakatan untuk menahan kenaikan suhu ke target Perjanjian Paris, yaitu 1,5 derajat Celcius.

3. Dunia menuju neraka iklim

Sekjen PBB Sebut Dunia Sedang Menuju Neraka IklimSekjen PBB, Antonio Guterres. (Twitter.com/Kenneth Roth)

Sekjen PBB meminta negara-negara berhenti menggunakan batu bara pada 2030 untuk negara kaya dan pada 2040 untuk negara berkembang. Dia juga mendesak AS dan China sebagai untuk saling bekerja sama mengatasi perubahan iklim tersebut.

"Emisi gas rumah kaca terus meningkat. Suhu global terus meningkat. Dan planet kita dengan cepat mendekati titik kritis yang akan membuat kekacauan iklim tidak dapat diubah lagi. Kita berada di jalan raya menuju neraka iklim dengan kaki menginjak pedal gas," kata Guterres, dikutip Reuters.

Al Gore, mantan Wakil Presiden AS, juga berbicara di acara tersebut. Dia melontarkan kritik pedas atas pencarian sumber daya gas oleh negara-negara maju di Afrika. Dia menggambarkannya sebagai kolonialisme bahan bakar fosil.

Baca Juga: PBB: Dua Pertiga Penduduk Sudan Selatan akan Kelaparan pada 2023

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya