Protes soal Gaza, Turki Tarik Duta Besar dari Israel

Jakarta, IDN Times - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengakui dirinya tak akan berkomunikasi sementara dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Hal ini dikarenakan jumlah korban tewas di Gaza semakin meningkat tetapi Israel terus melanjutkan serangannya.
“Netanyahu bukan lagi seseorang yang dapat kami ajak bicara. Kami mengabaikannya,” kata Erdogan, dikutip dari France24, Minggu (5/11/2023).
Selain itu, Turki juga resmi menarik duta besarnya dari Tel Aviv sebagai protes atas kondisi Gaza terkini. Pengumuman ini dikeluarkan Ankara jelang kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken ke Israel, kemarin.
“Netanyahu secara pribadi bertanggung jawab atas meningkatnya jumlah korban sipil di Gaza,” ucap Erdogan.
1. Turki mendorong Palestina harus merdeka
Di tengah gempuran Israel ke Gaza, Erdogan telah menegaskan bahwa Palestina harus menjadi negara merdeka dan berdaulat. Turki juga semakin keras mengecam Israel atas serangan bertubi-tubi ke Gaza.
Turki juga mendukung Two State Solution atau Solusi Dua Negara serta meminta agar gencatan senjata segera diberlakukan secepatnya.
2. Korban tewas hampir 10 ribu orang
Sebulan Gaza digempur Israel, Kementerian Kesehatan Palestina menyebut korban tewas kini mencapai 9.572 orang dan korban terluka mencapai 26 ribu orang.
Selain itu, dari 35 rumah sakit di Gaza, 16 di antaranya sudah tidak berfungsi karena rusak total dibom Israel atau kehabisan bahan bakar untuk generator.
3. Israel terus bom Gaza setiap hari
Militer Israel terus melakukan pengeboman di seluruh daerah kantong Gaza. Mereka mengklaim para pejuang Hamas bersembunyi di antara warga sipil.
Sementara, ratusan ribu warga Palestina memilih tetap tinggal di Gaza karena mereka merasa tanah tersebut adalah miliknya dan terpaksa terjebak di wilayah utara yang porak poranda.
Israel dilaporkan telah meminta warga Gaza untuk mengevakuasi diri pada Sabtu antara pukul 13.00 siang hingga 16.00 sore waktu setempat.