Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Puluhan Ribu Artefak Dijarah dari Museum di Sudan

ilustrasi museum (unsplash.com/@dannie_jing)
Intinya sih...
  • Puluhan ribu artefak dari Museum Nasional Sudan dijarah
  • Koleksi berjumlah lebih dari 100 ribu item, termasuk mumi dari tahun 2.500 SM
  • Penjarahan juga dilaporkan terjadi di dua museum besar Sudan lainnya

Jakarta, IDN Times - Puluhan ribu artefak telah dijarah dari Museum Nasional di Sudan, salah satu lembaga budaya paling berharga di Afrika.

Pejabat museum tersebut, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan bahwa citra satelit yang diambil tahun lalu menunjukkan truk-truk berisi artefak meninggalkan museum dan menuju perbatasan Sudan. Dia tidak menyebutkan pihak mana pun yang bertanggung jawab atas penjarahan itu.

Musem Nasional terletak di Khartoum, salah satu area yang dikuasai Pasukan Dukungan Cepat (RSF), kelompok paramiliter yang memerangi tentara reguler dalam perang saudara di Sudan. RSF sebelumnya membantah bahwa para pejuangnya melakukan penjarahan.

1. Musem Nasional memiliki lebih dari 100 ribu koleksi

Bagi para ahli, Museum Nasional dianggap sebagai salah satu lembaga budaya terpenting di Afrika. Koleksinya berjumlah lebih dari 100 ribu item, termasuk mumi yang diawetkan dari tahun 2.500 SM, menjadikannya sebagai salah satu mumi tertua dan paling penting secara arkeologis di dunia. Musem ini juga menyimpan patung-patung, tembikar, dan mural kuno, serta artefak dari zaman batu hingga era Kristen dan Islam.

“Saat kami mengetahui penjarahan tersebut, kami tidak tidur selama tiga atau empat hari. Artefak-artefak ini adalah identitas kami, identitas masyarakat Sudan. Bisakah Anda bayangkan bagaimana rasanya kehilangan identitas? Anda kehilangan keberadaan Anda di dunia ini," kata pejabat museum itu, dikutip dari The Guardian.

Ia mengungkapkan bahwa mereka sedang melakukan upaya untuk berbicara dengan pemerintah daerah mengenai pengembalian artefak-artefak tersebut.

“Dalam keadaan normal, bahkan tidak diperbolehkan memindahkan artefak dari satu tempat ke tempat lain di dalam museum kecuali ada polisi,” tambahnya.

2. Mendata koleksi yang hilang merupakan hal yang sulit

Julien Cooper, seorang arkeolog dari Universitas Macquarie di Sydney, mengatakan bahwa museum tersebut memiliki banyak koleksi artefak dari berbagai sejarah, waktu dan budaya. 

“Tidak ada yang benar-benar yakin tentang benda-benda yang hilang. Karena museum berada dalam kabut perang sejak konflik dimulai, sangat sulit mendapatkan laporan tentang apa yang terjadi di dalamnya," ujar Cooper, yang juga merupakan seorang ahli Mesir Kuno dan spesialis Sudan yang pernah menghabiskan waktu di museum tersebut.

Penjarahan juga dilaporkan terjadi di dua museum besar Sudan lainnya, yaitu Khalifa House di kota Omdurman dan museum Nyala di negara bagian Darfur Selatan.

3. Museum tersebut terabaikan sejak perang meletus

Awal bulan ini, lembaga penyiaran nasional Sudan melaporkan bahwa Museum Nasional telah menjadi sasaran operasi penjarahan dan penyelundupan berskala besar.

Pada Juni 2023, sebuah video beredar di media sosial yang menunjukkan para pejuang RSF memasuki laboratorium bioarkeologi di museum tersebut dan membuka wadah penyimpanan berisi mumi. Namun, RSF membantah ada barang-barang yang dicuri.

Para staf terpaksa meninggalkan museum itu tak lama setelah pertempuran meletus antara RSF dan tentara tahun lalu. Perang tersebut telah menyebabkan ribuan orang terbunuh, delapan juta warga menjadi pengungsi internal, dan dua juta lainnya melarikan diri ke negara-negara tetangga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us