Rayuan Ukraina Buat Jepang dalam Proses Rekonstruksi Perang

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, meminta pemerintah dan sektor swasta Jepang untuk meningkatkan dukungan bagi rekonstruksi negaranya, setelah diinvasi Rusia dua tahun lalu. Shmyhal mengakui bantuan Jepang begitu berharga buat Ukraina yang hancur lebur akibat perang.
"Sejak invasi besar-besaran dimulai, Jepang telah memberi Ukraina lebih dari 10 miliar dolar AS untuk berbagai dukungan, menjadilkannya donor terbesar keempat. Berkat pendanaan Jepang selama perang mengerikan yang disebabkan oleh Rusia ini, jutaaan rakyat Ukraina mampu bertahan hidup," kata Shmyhal, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (20/2/2024).
1. Perusahaan Jepang diminta berinvestasi di Ukraina
Shmyhal juga menekankan bahwa sektor swasta adalah mesin utama bagi upaya rekonstruksi di Ukraina. Dia menjamin, perusahaan swasta Jepang gak akan rugi karena Ukraina ingin memberikan garansi investasi di beberapa tahun mendatang.
“Kami ingin bekerja sama dengan Jepang dalam memodernisasi dan rekonstruksi Ukraina. Kami ingin Anda menjadi bagian dari keajaiban ekonomi Ukraina. Perusahaan-perusahaan yang berinvestasi dalam perekonomian Ukraina sekarang akan dapat memperoleh manfaat dan peluang dalam beberapa tahun ke depan yang mungkin tidak Anda percayai. Kesuksesan Ukraina bukan hanya kesuksesan kami namun kesuksesan Anda juga," ujar Shmyal.
2. Jepang komitmen bantu Ukraina
Perdana Menteri Fumio Kishida menegaskan kembali komitmen Jepang untuk mendukung Ukraina dan rakyatnya dalam mempertahankan kebebasan dan kemerdekaan serta memulihkan integritas wilayahnya.
"Jepang juga berkomitmen memberikan bantuan jangka panjang yang diperlukan untuk menjamin stabilitas perekonomian Ukraina," kata Kishida.
3. NATO akan dirikan pusat latihan militer gabungan

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengungkapkan rencana pendirian pusat latihan militer gabungan dengan Ukraina di Polandia. Kebijakan ini akan menjadi sarana bagi NATO dan Ukraina untuk meningkatkan kerja sama.
Belakangan ini, NATO sempat digemparkan dengan pernyataan eks Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menolak pengiriman senjata ke Ukraina. Dia bahkan sempat mempersilakan Rusia menginvasi Eropa jika terpilih lagi sebagai Presiden.
Stoltenberg mengatakan pendirian pusat analisis, latihan, dan pendidikan di Polandia bertujuan memberikan pelajaran kepada NATO dan Ukraina di tengah perang melawan Rusia. Namun, seluruh sekutu NATO belum menyetujui dan masih menunggu detail rencana terkait pusat latihan tersebut.
"Hari ini, kami memutuskan pendirian pusat latihan, analisis, dan pendidikan NATO-Ukraina di Bydgoszcz, Polandia. Pembangunan ini akan memfasilitasi tentara Ukraina untuk belajar dari perang melawan Rusia dan menciptakan struktur tentara Ukraina yang lebih baik," ujarnya.